Buatlah cerpen bergenre fantasi. Tolong ya mastah.

Posted on

Buatlah cerpen bergenre fantasi. Tolong ya mastah.

Jawaban

Werewolf You Me

Cerpen Karangan: Elsaday Rombetasik

Kategori: Cerpen Fantasi (Fiksi)

Lolos moderasi pada: 8 August 2020

Ari, laki-laki yang menjadi sahabatku. Ari, gadis yang disukai oleh gadis SMPN 2. Ari yang selalu bersamaku entah kenapa sekarang aku membencinya. Ari yang selalu ada untukku, Ari telah berubah. Ari tak pernah ada untukku lagi. Semua itu berawal dari kejadian aku mengetahui identitas Ari yang sebenarnya. Ari adalah werewolf. Ari menjadi anak yang tertutup denganku. Setiap kali bertemu Ari selalu menghindar. Ari apakah itu kamu?

Aku berlari ke arah gerbang sekolah yang sudah tertutup. Sekarang sudah jam 07.30. Aku mendengus kesal. Betapa sialnya nasibku.

“Pak izinin saya masuk” mohonku.

“Gak bisa Kayla sudah masuk” ucap pak satpam. Pupus sudah harapanku.

Aku melihat sosok manusia dari kejauhan. Tampaknya itu Ari. Ternyata itu memang Ari. Namun ia tak memakai seragam sekolah. Ia memakai baju rumahan, dengan baju kemeja, celana jins, dan jaket hitam yang menyelimutinya.

Karena sudah pupus harapan. Aku mengikuti Ari secara diam-diam. Ari pergi ke suatu tempat terpencil di sebuah desa yang sudah sepi. Aku mengikutinya hingga masuk ke sebuah rumah kecil yang terbuat dari bambu.

Aku terhenyak ada sekumpulan werewolf disini. Kira-kira ada 15 orang werewolf. Mereka memiliki gigi taring yang panjang. Ari adalah salah satu dari mereka. Aku mengamati mereka secara lama. Sungguh mustahil.

Lama-lama aku menjadi bosan. Aku ingin berniat kembali untuk pulang. Namun tanpa sengaja aku menjatuhkan vas bunga. Praaaang. Aku kaget. Werewolf itu menyadarinya. Mereka menghampiriku. Dengan tatapan kebencian mereka menatapku.

“Ada mangsa” ucap salah satu werewolf. Aku terhenyak sesaat. Digenggam nya tanganku secara kuat. Aku meraung-raung meminta dilepaskan namun semuanya tampak sia-sia. Salah satu werewolf mulai menganyukan kukunya yang panjang kerah ku. Aku menutup mata. Mustahil.

“Tunggu” teriak seseorang. Tangannya terhenti di udara, kemudian menurunkannya, aku membuka mataku. “Ari” pekiku pelan.

“Ada apa sih Ari” protes seseorang.

“Lepasin, dia sahabat gue” ucap Ari. Aku terhenyak Ari masih menggagapku sahabat.

“Siapa elo?” ledek salah satu werewolf. “Kita fight” sambungnya. Ari hanya mengganguk. Mereka terus bertengkar 15 orang lawan 1 orang. Sungguh mustahil. Kulihat Ari penuh dengan luka di tangan dan wajahnya.

Tanpa berpikir panjang, aku segera menarik tangan Ari keluar dari sana. Kutatap Ari dari dekat, matanya yang berwarna jingga kecokelatan, rambutnya yang terkibas indah diterpa angin. Arrgggh lupakan pekikku. Aku terus berlari menarik Ari. Sehingga aku dan Ari tidak terkejar.

“Untung selamat” ucapku tersengal-sengal.

“Makasih ya Kayla” ucap Ari.

“Ya” aku tersenyum.

“Aku bersihin luka kamu ya” ucapku. Ari mengiyakan. Aku membersihkan luka pada wajah dan tangan Ari.

“Ari, kamu masih anggap aku sahabat?” tanyaku. Ari mengganguk.

“Kok waktu itu kamu jauhin aku?” Tanyaku.

“Aku lagi banyak urusan” jawab Ari.

“Ohhh” ucapku.

“Makasih ya Kayla” ucap Ari tiba-tiba.

“Buat?” Tanyaku heran.

“Untuk semuanya” jawab Ari. Ari memelukku sebagai tanda persahabatan. Aku hanya tersenyum membalas pelukan Ari

Cerpen Karangan: Elsaday Rombetasik

Cerpen Werewolf You Me merupakan cerita pendek karangan Elsaday Rombetasik, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

Jawaban:

dibawah

Penjelasan:

"Kamu dimana?”

“Aku di sini, tolong perlihatkan dirimu”.

Suasana di hutan itu tiba-tiba berubah. Hening. Sudah tidak terdengar lagi suara kicauan burung. Sudah tidak terdengar lagi suara daun yang diterpa angin. Sudah Lima menit aku menunggu, Dia belum juga muncul.

“Seharusnya dia muncul”, aku berbicara sendiri.

Sudah tujuh tahun aku tidak mengunjungi hutan ini. Tujuh tahun yang lalu, saat umurku masih sepuluh tahun, aku pernah tersesat di hutan ini. Saat itu, aku bermain petak umpet dengan teman-temanku. Aku mencari tempat persembunyian yang paling aman. Lalu, aku menemukan hutan ini. Tidak terlalu jauh memang, tapi aku yakin tidak akan ditemukan kalau aku bersembunyi di sini.

Aku benar, tidak ada yang mencariku sampai ke sini. Setengah jam, satu jam, dua jam. Tidak ada yang mencariku. Aku memutuskan untuk pulang saja. Aku menelusuri jalan setapak yang telah kulewati tadi. Sudah setengah jam, tapi aku belum sampai ke pinggir hutan. Aneh sekali. Seharusnya tidak akan selama ini. Aku terus berjalan hingga jalan setapak itu berakhir. Jalan itu berakhir di sebuah rumah panggung tua yang kelihatannya sudah tidak ditempati berpuluh-puluh tahun yang lalu.