Ada yang punya naskah drama ngga minta dong
Cuplikan Dilaog Naskah Drama Ayahku Pulang
GUNARTO (Tampak Kesal Lalu Mengalihkan Pembicaraan) Maimun lambat benar pulang hari ini, Bu?
I B U Barangkali banyak yang harus dikerjakannya? Karena katanya mungkin bulan depan dia naik gaji.
GUNARTO Betul bu itu? Maimun memang pintar, otaknya encer. Tapi karena kita tak punya uang kita tak bisa membiayai sekolahnya lebih lanjut lagi. Tapi kalau ia mau bekerja keras, tentu ia akan menjadi orang yang berharga di masyarakat!
I B U (Agak Mengoda) Narto…siapa gadis yang sering ku lihat bersepeda bersamamu?
GUNARTO (Kaget. Gugup) Ah…dia itu cuma teman sekerja, Bu.
I B U Tapi Ibu rasa pantas sekali dia buat kau, Narto. Meskipun Ibu rasa dia bukanlah orang yang rendah seperti kita derajatnya. Tapi kalau kau suka ….
GUNARTO (Memotong Bicara Ibu) Ah… buat apa memikirkan kawin sekarang, Bu? Mungkin kalau sepuluh tahun lagi nanti kalau sudah beres.
I B U Tapi kalau Mintarsih nanti sudah kawin, kau mesti juga Narto? Kau kan lebih tua
Ibandi:
“Din, Aku minta jawaban soal nomor 5 dan 6!”
Andine:
“A dan C”
Yensieta:
“kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya apa Ban?
Ibandi:
“10 A, 11 D, nomor 15 Aku belum”
Aldiansyah:
“Wheeii, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar”
Yensieta:
“Soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum Aku kerjakan”
Mereka berempat saling contoh-menyontoh seperti siswa lainnya. Tapi
tidak dengan Budiman, ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian
sendiri tanpa Nyontek.
Ibandi:
“Bud,kamu sudah selesai?”
Budiman:
“Belum, tinggal 3 soal lagi”
Ibandi:
“Aku minta jawaban nomor 15 sampai 20 Bud!”
Budiman:
“Tidak Bisa Ban,”
Ibandi:
“Kenapa? Kita sahabat bud, kita harus kerjasama”
Andine:
“Iya Bud, kita harus kerja sama”
Aldiansyah:
“Iya, kamu kan yang paling pintar disini bud”
Budiman:
“tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman”
Yensieta:
“Kenapa memang Bud? Hanya 5 soal saja!”
Budiman:
“Nyontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama.
Aku tidak mau mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian.
Maafin aku ya..”
Yensieta:
“Tapi saat ini, sangat mendesak Bud”
Andine:
“Iya Bud, bantu kami”
Budiman:
“tetap tidak bisa”
Aldiansyah:
“Ya sudahlah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami urus diri kami sendiri.” (marah dan kesal)
Ibandi:
“biarkan, kita lihat di buku saja”
Ibandi lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam,
kemudian melihat rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Yensieta menanyakan
hasilnya.
Yensieta:
“Bagaimana Ban? Ada tidak?
Ibandi:
“ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C”
Kareana suara Ibandi yang agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri mereka berempat.
Pengajar:
“Kalian ini, Nyontek terus. Keluar kalian”
Mereka berempat di hukum di lapangan untuk menghormati tiang bendera.
Ibandi:
“Aku tidak menyangka akan seperti ini”
Andine:
“Aku juga tidak menyangka, akan dihukum”
Yensieta:
“Seharusnya kita belajar ya”
Aldiansyah:
“Iya, Budiman benar”
Ibandi:
“Disaat seperti ini, baru kita menyadarinya yah!”
Yensieta:
“Aku menyesal!”
Aldiansyah, Andine&Ibandi:
“Aku juga” bersama
Setelah itu Budiman keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Budiman ikut berdiri hormat seperti yang lain.
Andine: “kenapa bud? Kamu di hukum juga?”
Budiman:
“Tidak, Aku ingin menjalani hukuman kalian juga. Kita sahabat kan? Aku ingin kita bersama”
Yensieta:
“Aku berharap ini menjadi siswaan kita semua”
Andine:
“dan tidak kita ulangi lagi”
Aldiansyah:
“Kita sahabat sejati”
Lantas mereka semua menjalani hukuman dengan penuh canda dan tawa. Ternayata persahabatan dapat menjadikan semuanya lebih baik.