Alasan belanda memasukan irian barat ke dalam kerajaan belanda
Irian Barat, semasa Gus Dur, kembali menggunakan nama Papua merupakan wilayah Indonesia paling timur. Pada saat ini di daerah yang dulu merupakan rebutan antara Indonesia dengan Belanda tersebut terdiri dari dua propinsi yaitu Propinsi Papua, dan Papua Barat. Belanda mempertahankan status kekuasaannya di Irian Barat dikarenakan daerah tersebut kaya akan sumber daya alam. Bumi Cendrawasih adalah wilayah dengan kekayaan sumber daya alam yang sangat luar biasa. Di sana terdapat gunung emas.
Masalah Irian Barat pertama kali dibahas pada saat Konferensi Meja Bundar di Den Haag Belanda. Berdasarkan keputusan tersebut, diambil jalan keluar bahwa masalah Irian Barat akan dibahas satu tahun setelah pengakuan kedaulatan. Belanda tetap pada pendiriannya yang menyatakan bahwa Irian Barat bukan merupakan wilayah Indonesia didasarkan pada suku bangsa dan kebudayaan. Sedangkan pemerintah Indonesia menyatakan bahwa Irian Barat merupakan wilayah Indonesia. Hal ini sesuai dengan konstitusi yang dibuat oleh BPUPKI yang menyatakan bahwa wilayah negara Indonesia merdeka meliputi seluruh bekas wilayah Hindia-Belanda.
Sejarah papua bagi Indonesia sudah sejak lama, pada sidang PPKI ke II tanggal 19 Agustus 1945, daerah Papua termasuk ke dalam wilayah propinsi Maluku yang mana Latuharhary. Setelah Indonesia merdeka, rakyat papua juga melakukan upaya untuk mengusir penjajah dari bumi cendrawasih. Salah satu peristiwa heroic yang dilakukan oleh orang papua adalah pemberontakan rakyat Biak dengan tujuan sasaran kamp pertahanan NICA. Pemberontakan tersebut gagal namun menandakan bahwa rakyat papua anti penjajahan.
Perjuangan merebut Irian Barat dimulai pada masa demokrasi liberal (1950-1959). Setiap Kabinet pada masa Demokrasi Liberal pasti memiliki program yang berhubungan dengan mengembalikan Irian Barat ke dalam pangkuan ibu pertiwi, dari kabinet Moh Natsir hingga Djuanda selalu menerapkan program khusus yang berhubungan dengan Irian. Berbagai cara ditempuh oleh RI untuk mendapatkan Irian, cara yang ditempuh antara lain cara diplomasi, konfrontasi eknomi hingga konfrontasi militer. Pada awalnya bangsa Indonesia menempuh jalur perundingan. Sebagai negara cinta damai, Indonesia ingin menyelesaikan masalah Irian dengan jalan baik-baik.
Upaya perundingan dilakukan baik itu bilateral, multilateral maupun internasional. Perjuangan bilateral gagal akibat Belanda tidak mau membahas masalah Irian, kemudian Indonesia pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo membawa masalah Irian di forum PBB. Selain itu masalah Irian juga dibahas dalam Konferensi Bogor dan Konferensi Asia-Afrika, hasilnya adalah tetap gagal. Bahkan pada tahun 1952, Belanda secara sepihak memasukan wilayah Irian ke dalam wilayah Kerajaan Belanda.
Sejak tahun 1953 usaha melalui forum PBB dilakukan oleh Indonesia. Masalah Irian barat setiap tahun selalu diusulkan untuk dibahas dalam Sidang Umum PBB. Sampai dengan Desember 1957, usaha malalui forum PBB itu juga tidak berhasil. Sebabnya dalam pemungutan suara, pendukung Indonesia tidak mancapai 2/3 jumlah suara di Sidang Umum PBB.