Analisis unsur intrinsik yang menyusun noveldan Menganalisis unsur kebahasaan novel
Jawaban:
Tema
Tema merupakan topik yang diangkat dalam sebuah novel. Menurut Burhan Nurgiyantoro dalam Teori Pengkajian Fiksi (1998), tema dengan demikian, dapat dipandang sebagai dasar cerita, gagasan dasar umum sebuah karya novel.
Contohnya: novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer bertema kawin paksa dan ketimpangan strata sosial pada masa feodal.
Alur
Alur disebut juga plot. Alur merupakan kesinambungan jalannya cerita. Dalam Teori Pengkajian Fiksi (1998) karya Burhan Nurgiyantoro menyebutkan, plot merupakan penyajian secara linear tentang berbagai hal yang berhubungan dengan tokoh, maka pemahaman kita terhadap cerita amat ditentukan oleh plot.
Latar
Latar tempat: daerah pesisir pantai utara Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Rembang.
Latar waktu: zaman penjajahan Belanda
Latar suasana: budaya feodal begitu kental karena pengaruh kerajaan di Jawa sangat kuat.
Penokohan
Terdapat dua jenis tokoh dalam novel, yaitu tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu berhubungan dengantokoh-tokoh lain, Tokoh utama sangat menentukan perkembangan plot secara keseluruhan.
Adapun tokoh utama dalam Novel Gadis adalah Gadis Pantai. Gadis Pantai digambarkan sebagai sosok yang melankolis, penuh rasa ingin tahu, tegar, dan selalu rindu akan kebebasan.
Sementara tokoh pembantu dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer antara lain Bendoro, Mardinah, Emak, Bapak, Bujang, Agus-agus, Mardikun, Kakek, Si Dul, warga kampung, Pak Kusir, dan Kakek Tua.
Sudut pandang
Novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Hal ini ditandai dengan penggunaan kata “ia” dalam narasinya.
Gaya bahasa
Gaya bahasa dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer banyak dipengaruhi Bahasa Jawa dan Melayu. Hal tersebut terlihat dari cara penyebutan tokoh, atau benda-benda. Contohnya menyebut “bendi”, yang artinya delman.Amanat
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang pada pembaca. Amanat dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer disampaikan secara tersirat.
Pesannya adalah mengenai kesetaraan hak perempuan. Novel ini mengingatkan kita bahwa budaya feodal selalu menggiring kita pada ketimpangan hak dan ketidakadilan.
Sementara untuk kaidah kebahasaan novel, seperti pada hakikat karya sastra yaitu pengungkapan ekspresi dan perasaan pengarang. Maka bahasa dalam novel lebih ekspresif.
Andri Wicaksono dalam Pengkajian Prosa Fiksi (2017) berpendapat, bahasa sastra tentu saja lebih dominan menggunakan ciri emotif-konotatif; sastra mempunyai tujuan estetis dan menyampaikan sesuatu dengan tak langsung.
Novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer dituliskan secara naratif. Novel ini juga menggunakan berbagai konjungsi dalam membangun alur yang condong pada penceritaan secara kronologis.
Selebihnya, seperti yang telah dijelaskan dalam gaya bahasa, bahasa dalam novel ini mengandung banyak pengaruh dari bahasa Jawa dan bahasa Melayu.