Analisis unsur kebahasaan teks anekdot kisah pengadilan tindak pidana korupsi

Posted on

Analisis unsur kebahasaan teks anekdot kisah pengadilan tindak pidana korupsi

Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

           Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum menyerang saksi. “Apakah benar”, teriak Jaksa, “Bahwa Anda menerima lima ribu dollar untuk berkompromi dalam kasus ini?”

           Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan. “Bukankah benar Anda menerima lima ribu dollar untuk berkompromi dalam kasus ini?” Ulang pengacara.

           Saksi mata tidak menanggapi.

           Akhirnya hakim berkata, “Pak, tlong jawab pertanyaan Jaksa”.

           “Oh, maaf”. Saksi terkejut sambil berkata pada hakim, “Saya piker dia tadi berbicara dengan Anda”

           Seperti juga teks lainnya, anekdot memiliki unsur kebahasaan yang khas yaitu (a) menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu, (b) menggunakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban, (c) menggunakan konjungsi (kata penghubung) waktu seperti kemudian, lalu, dan sebagainya, (d) menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, berjalan, dan sebagainya, (e) menggunakan kalimat perintah, dan (f) menggunakan (kalimat seru).

           Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan. Bacalah kembali anekdot Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, kemudian pelajarilah analisis unsur kebahasaan teks anekdot berikut ini.

1. Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu

Contoh kalimat : Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum menyerang saksi.

2. Kalimat retoris

Contoh kalimat : “Apakah benar”, teriak Jaksa, “Bahwa Anda menerima lima puluh ribu dollar untuk berkompromi dalam kasus ini?”

3. Penggunaan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu

Contoh kalimat : Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa”.

4. Penggunaan kata kerja aksi

Contoh kalimat : Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan.

5. Penggunaan kalimat perintah

Contoh kalimat : “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa”

6. Penggunaan kalimat seru

Contoh kalimat : “Oh, maaf”

Agar lebih memahami kaidah keahasaan anekdot, selanjutnya analisislah unsur kebahasaan anekdot berikut.

KUHP

1.      Seorang dosen fakultas hokum suatu universitas sedang memberikan kuliah hukum pidana. Suasana kelas biasa-biasa saja.

2.      Saat sesi Tanya jwab, Ali bertanya pada pak dosen

Semoga Membantu ^_^