Apa bahasa daerah Bali dan kebiasaannya?

Posted on

Apa bahasa daerah Bali dan kebiasaannya?

Jawaban:

Bahasa yang digunakan di Bali adalah bahasa Bali.

Penjelasan:

Masyarakat Bali memiliki beberapa adat kebiasaan, jika anda wisatawan dan sedang dalam perjalanan wisata tour, mungkin ada beberapa hal unik yang anda temukan di sepanjang perjalanan atau dalam kehidupan keseharian orang Bali, diantaranya;

  1. Mesaiban, sebuah ritual yang bertujuan untuk melakukan persembahan kepada Bhuta Kala, ritual kecil ini dilakukan setiap pagi setelah ibu-ibu memasak, sebelum dimulainya acara makan pagi.
  2. Ngejot, saling memberi (berupa makanan) kepada sesama, memberikan makanan kepada warga lainnya yang tidak melakukan hajatan, karena tidak setiap upacara keagamaan di Bali itu dilakukan bersamaan,
  3. Pohon besar dibungkus kain, beberapa pohon besar terkadang bagian batang pohon paling bawah dibungkus dengan kain, kalau sudah seperti itu, oleh warga diyakini pohon tersebut ada penghuninya (dari alam lain) dan dikenal angker, biasanya ada sebuah pelinggih untuk tempat persembahan. Sehingga orang yang melintas paham bahwa tidak boleh sembarangan berbuat di areal tersebut, apalagi berkeinginan untuk menebangnya.
  4. Memenjor atau memasang penjor, keberadaan penjor ini sangat terkenal di Bali selain sebagai hiasan ataupun dekorasi juga yang terpenting adalah bermakna sakral untuk keperluan kegiatan keagamaan, menyimbulkan Gunung yang memberikan kesejahteraan dan keselamatan dan simbul dari Naga Basukih yang juga sebagai lambang kemakmuran.
  5. Melasti, merupakan sebuah upacara keagamaan dengan prosesi berjalan beriringan baik itu dengan berjalan kaki ataupun dengan kendaraan bermotor, membawa dan mengusung segala bentuk benda-benda sakral pada sebuah pura untuk menuju sumber air, seperti ke laut ataupun mata air, dan upacara Ngaben ini diikuti oleh banyak orang bahkan bisa sampai ribuan.
  6. Canang Sari, merupakan perlengkapan upacara keagamaan paling penting dan utama di Bali, fungsinya tentu untuk persembahan baik itu di pura, di rumah, di jalan bahkan di berbagai tempat yang dikeramatkan atau yang menjadi tujuan tertentu warga.
  7. Sebutan kata “Bli”, bagi orang Bali sebutan kata Bli ini berarti kakak, sebutan tersebut tentu pada orang yang sudah kita kenal dengan baik dan mempunyai maksud agar sapaan lebih akrab dan bersahabat, terutama sebutan kepada orang laki-laki yang umurnya lebih tua dari kita, kecuali jika sudah tahu hubungan kekerabatannya seperti paman.
  8. Karma Phala, orang Bali sangat yakin adanya hukum Karma Phala. Setiap perbuatan baik maka pahalanya akan baik juga, begitu juga dengan setiap perbuatan buruk maka keburukan akan didapatkan. Dan diyakini hasil perbuatan atau pahala itu bisa dinikmati sekarang juga, kemudian hari, di akhirat bahkan pada kehidupan mendatang (saat reinkarnasi) itu sebabnya tidak semua bernasib baik pada kehidupan ini, karena diyakini karena hasil dari buah perbuatan pada kehidupan sebelumnya.
  9. Sopan santun, kebiasaan orang Bali yang sopan santun ditunjukkan juga kepada orang yang lebih tua termasuk pada kasta yang lebih tinggi, dengan tingkat bahasa Bali lebih halus.
  10. Nyepi adat, selain hari Raya Nyepi secara keseluruhan di Bali, beberapa desa pakraman yang ada di Bali mempunyai kebiasaan ataupun tradisi Nyepi Adat, jadi untuk semua wilayah desa tersebut sepi, tidak ada aktivitas, tidak boleh keluar rumah ataupun bepergian, mati lampu dan tidak boleh melakukan kegaduhan. Namun jalan desa untuk umum tidak ditutup, pengguna jalan masih bebas lalu lalang, sehingga jangan heran sebuah desa terlihat sepi tanpa aktivitas.
  11. Pakaian adat, menggunakan pakaian berbeda saat ada upacara atau kegiatan adat, seperti saat upacara pernikahan, Ngaben, persembahyangan ataupun pertemuan di balai Banjar.