Apa hubungan konveksi dengan angin darat&angin laut
Konveksi yang terjadi di laut dan atmosfer tidak lain di karenakan oleh angin El Nino La Nina. El Nino dan La Nina adalah penting fluktuasi suhu permukaan perairan tropis Samudra Pasifik Timur. Nama El Nino berasal dati bahasa spanyol yang berarti “anak kecil itu”, fenomena ini biasanya terjadi saat natal di samudera pasifik di lepas pantai barat Amerika selatan.Dan La Nina yang artinya “gadis kecil”.Di Indonesia fenomena thunderstorm dan MCS seringkali terjadi. Hal ini terlihat dari pengamatan satelit MTSAT yang mengorbit secara geostationer di atas Indonesia. Thunderstorm biasanya terjadi karena adanya awan-awan Cumulonimbus (Cb) yang memiliki ketebalan sampai beberapa kilometer. Awan Cb ini bisa terdiri atas satu sel tunggal kecil (single cell) , atau bisa juga berupa satu sel yang sangat besar (super cell), atau bisa juga terdiri atas banyak sel besar dan kecil membentuk sebuah barisan dan dikenal sebagai squall line.Awan Cb ini terjadi akibat adanya konveksi udara lembab yang kuat di permukaan. Indonesia sebagai daerah tropis yang 70% nya terdiri atas lautan merupakan tempat yang sangat baik bagi pertumbuhan awan-awan ini.Awan Cumulonimbus adalah jenis awan cumulus dengan ketebalan vertikal yang besar dan terdiri atas campuran kristal es di bagian atas dan tetes air di bagian bawah. Karakteristik ini menyebabkan awan Cb akan menurunkan hujan deras (shower) dalam waktu yang singkat. Namun, setelah periode hujan deras hujan gerimis (drizzle) masih bisa terjadi dan bisa terjadi sangat lama.Selain hujan deras, akibat terjadinya upward (aliran udara ke atas) dan downward (aliran udara ke bawah) yang kuat, awan ini juga sering menghasilkan kilat (lightning) dan guruh (thunder) karena terbentuknya lapisan elektrik positif dan negatif dalam awan. Cumulonimbus semacam inilah yang sering disebut badai guruh (thunderstorm).Seperti disebutkan sebelumnya, thunderstorm bisa terjadi dalam sebuah awan tunggal, baik yang radiusnya kecil (single cell) maupun yang radiusnya besar (super cell). Tapi thunderstorm juga terjadi dalam kumpulan beberapa sel awan (multi cell) dengan area presipitasi yang besar pula. Konveksi sel tunggal umumnya dipicu oleh pemanasan yang kuat yang menyebabkan massa udara naik dengan cepat dan kuat. Karena itu single cell Cumulonimbus seringkali menimbulkan fenomena seperti puting beliung, atau tornado, dan juga hujan sangat deras dengan intensitas tinggi dalam waktu singkat. Awan Cb super cell biasanya terlihat dari bawah seperti dinding yang dikenal sebagai wall cloud (gambar 4). Sedangkan awan multi cell biasanya terbentuk akibat adanya konvergensi skala besar di lapisan bawah. Karakteristik hujannya mungkin tidak sederas single cell, namun bisa berlangsung sangat lama, dalam orde harian bahkan mingguan. Selain itu juga menimbulkan penurunan suhu yang sangat signifikan di daerah yang dilaluinya. Awan multi cell, atau juga disebut MCS (Mesoscale Convective System), ini sulit diamati secara langsung, sebab pandangan kita akan tertutup oleh awan yang sangat besar. Biasanya fenomena ini diamati melalui satelit atau radar cuaca. Di Indonesia, fenomena MCS ini sering terjadi di sekitar Sumatera bagian tengah, tapi juga bisa terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia akibat adanya zona konvergensi antar tropik (ITCZ – Inter Tropical Convergency Zone).Contoh terjadinya konveksi:
Angin laut bertiup pada siang hari. Daratan yang memiliki kalor jenis kecil, pada siang hari lebih cepat menyerap panas matahari dibandingkan dengan lautan yang memiliki kalor jenis besar. Dengan demikian, suhu udara di atas daratan lebih tinggi daripada suhu udara di atas permukaan laut. Daratan yang mempunyai suhu lebih tinggi menyebabkan tekanan udaranya lebih kecil daripada tekanan udara di atas laut dengan suhu udara lebih rendah. Karena tekanan udara di atas laut lebih besar, terjadilah aliran udara dari laut ke darat. Udara yang mengalir dari laut ke darat disebut angin laut.
Sebaliknya, pada malam hari, daratan yang memiliki kalor jenis kecil lebih cepat melepas panas dibandingkan dengan lautan yang memiliki kalor jenis besar. Dengan demikian, suhu udara di atas daratan lebih rendah daripada suhu udara di atas lautan. Karena suhu udara di atas lautan tinggi, tekanan udaranya rendah. Terjadilah aliran udara dari darat ke laut. Udara yang mengalir dari darat ke laut disebut angin darat.
Hubungan nya kan konveksi pemindahan zat panas yg di sertai dgn zat perantaranya sama dengan angin kalau gk salah