Apa rangkaian upacara terakhir sekatenan​

Posted on

Apa rangkaian upacara terakhir sekatenan​

1. Tahap Persiapan

Terdapat dua jenis persiapan dalam pelaksanaanya, yaitu persiapan secara fisik dan persiapan non fisik. Dalam persiapan fisik adalah benda-benda dan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan dalam proses penyelenggaraan upacara tersebut: Gamelan Sekaten (gamelan khusus yang dibunyikan pada saat penyelenggaraan upacara Sekaten), Perbendaharaan lagu-lagu atau gending-gending Sekaten (â??Rambuâ?? pathet lima, â??Rangkungâ?? pathet lima, â??Lunggadhungâ?? pelog pathet lima, â??Atur-aturâ?? pathet lima, â??Jaumiâ?? pathet lima, â??Atur-aturâ?? pathet nêm, â??Salatunâ?? pathet nêm, â??Dhindhang Sabinahâ?? pathet nêm, â??Muru putihâ?? â??Orang-aringâ?? pathet nêm, â??Ngajatunâ?? pathet nêm, â??Bayem Turâ?? pathet nêm, â??Supiatunâ?? pathet barang, â??Srundheng Gosongâ?? pelog pathet barang, Beberapa kepingan uang logam (untuk disebarkan dalam upacara udhik-udhik), Naskah riwayat Mulud Nabi Muhammad s.a.w. , Sejumlah bunga kanthil (cempaka), Busana seragam yang masih baru dan sejumlah samir yang khusus (dikenakan oleh para niyaga atau penabuh gamelan selama menabuh gamelan Sekaten dalam upacara Sekaten), Atribut dan perlengkapan prajurit Kraton. Sedangkan dalam persiapan non fisiknya adalah berupa sikap dan perbuatan yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan upacara Sekaten, yaitu persiapan diri terutama mempersiapakan mental, penyucian diri (berpuasa dan siram jamas atau mandi keramas).

2. Tahap Gamelan Sekaten Mulai Dibunyikan

Dalam tahap ini, proses gamelan sekaten mulai dibunyikan di dalam Kraton yaitu pada malam tanggal 6 Mulud di Bangsal Ponconiti (pada zaman dahulu gamelan dibunyikan di Bangsal Srimanganti dan di Bangsal Trajumas) mulai pukul 19.00 W.I.B hingga pukul 23.00 W.I.B.

3. Tahap Gamelan Sekaten Dipindahkan ke Halaman Masjid Besar

Pukul 23.00 W.I.B. bunyi gamelan harus sudah berhenti dan bersamaan dengan itu pula, para prajurit Kraton mengawal iring-iringan dipindahkannya gamelan Sekaten menuju halaman Masjid Besar.

4. Tahap Sri Sultan Hadir di Masjid Besar

Tahap ini menyebutkan tentang kehadiran Sultan dari Kraton menuju Masjid Besar dengan mengendarai kendaraan dan iring-iringan para Pangeran dan kerabat Kraton pada malam ketujuh, tanggal 11 Rabiulawal malam atau malam tanggal 12 Rabiulawal dimana pembacaan riwayat Nabi Muhammad s.a.w. dibacakan yang selesai pada pukul 24.00 W.I.B. dan penyebaran udhik-udhik dilakukan oleh Sultan, yang disebut juga sebagai Pisowanan Malem Garebeg/ Muludan. Kemudian, diakhiri dengan bacaan doa oleh Kangjeng Raden Penghulu, setelah itu Sultan kembali ke dalam Kraton.

5. Tahap Kondur Gongsa

Proses pemboyongan gamelan sekaten kembali ke dalam Kraton disebut sebagai kondur gongsa dengan pengawalan dari dua pasukan abdi dalem prajurit, yaitu Prajurit Mantrijero dan Prajurit Ketanggung pada tanggal 11 Mulud (Rabiulawal), kira-kira pada pukul 24.00 W.I.B. setelah Sultan meninggalkan Masjid Besar.

Dengan dipindahkannya gamelan pusaka Sekati (Kangjeng Kyai Sekati) dari halaman Masjid Besar kembali ke dalam Kraton menandai bahwa upacara Sekaten telah selesai dilaksanakan

Grebeg Maulud

Merupakan prosesi terakhir dari perayaan Sekaten dan juga merupakan prosesi yang paling ramai didatangi oleh masyarakat dari segala penjuru. Prosesi dimulai jam 07.30 dan diawali dengan Parade Kesatuan Prajurit Kraton Yogyakarta dengan mengenakan pakaian mereka. Sekitar jam 10 akan ada 3 buah Gunungan yang dikeluarkan dari Siti Hinggil menuju Halaman Alun-alun Utara, Mesjid Gede Kauman dan Pakualaman. Gunungan-gunungan tersebut nantinya akan diperebutkan oleh masyarakat karena dipercaya mendapatkan berkah, kelancaran rizki dan ketenangan.

Prosesi ini berlangsung pada tanggal 12 Maulud atau bertepatan pada tanggal 14 Januari 2014. Jika ingin menyaksikan prosesi ini, lebih baik datang pagi, karena agar bisa mendapatkan posisi yang diinginkan.

Maaf kalau salah

#semoga membantu