Apa sebab terjadinya perang batak?

Posted on

Apa sebab terjadinya perang batak?

Jawaban Terkonfirmasi

Jawaban pendek atau to the point
 

Sebab-sebab  / faktor-faktor penyebab
terjadinya Perang Batak adalah sebagai berikut:

1.      Sebab umum, terdiri atas:
 a.      
Adanya perlawanan/tantangan
Raja Batak Batak yakni Si Singamangaraja
XII yang masih menganut
agama Batak asli/kuno (Parmalim) atas penyebaran agama Kristen di tanah Batak. Perlawanan/tantangan
ini disebabkan oleh karena adanya kekhawatiran Si Singamangaraja XII bahwa penyebaran agama Kristen itu akan menghilangkan
tatanan tradisional dan bentuk kesatuan negeri yang telah ada secara turun
temurun di tanah Batak. Untuk menghalangi penyebaran agama Kristen ini,
maka pada tahun 1877 Raja Si Singamangaraja XII berkeliling ke daerah-daerah
untuk menghimbau agar masyarakat mengusir para misionaris zending yang
menyebarkan agama Kristen kepada penduduk di tanah Batak. Himbauan Raja
Singamangaraja XII pun menimbulkan pengusiran terhadap para misionaris zending,
bahkan menimbulkan penyerbuan dan pembakaran terhadap pos-pos zending di
Silindung. Kejadian inilah yang kemudian memicu kemarahan Belanda. Dengan
alasan melindungi para misionaris zending, pada tanggal 8 Januari 1878 Belanda
mengirim pasukan untuk menduduki Silindung yang mengakibatkan pecahnya Perang
Batak. 

b.     
Adanya
siasat Belanda dengan menggunakan gerakan misi Zending yakni penyebaran agama Kristen
oleh pendeta-pendeta dari Jerman untuk menguasai daerah Batak sebagai bagian
dari Pax Netherlandica. Pax
Netherlandica (Perdamaian Nerlandika) adalah cita-cita Belanda untuk mewujudkan
Indonesia dalam satu kesatuan di bawah penjajahan Belanda.

2.      Sebab khusus, 

yaitu timbulya kemarahan Si Singamangaraja XII  selaku Raja Batak yang tidak sudi atas
penempatan pasukan Belanda di Tarutung sehingga wilayah kekuasaannya yang
merdeka di tanah Batak semakin berkurang (dimana hampir seluruh Sumatera yang sudah
dikuasai Belanda, kecuali Aceh dan tanah Batak yang masih berada dalam situasi
merdeka di bawah pimpinan Raja Sisingamangaraja XII).
 
Jawaban panjang
 
Batak merupakan nama kawasan dan sekaligus nama suku yang terletak di
Pulau Sumatera. Suku Batak terdiri dari beberapa sub-suku, seperti: Batak Toba,
Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Angkola, Batak Mandailing, dan Batak Pakpak.
 
Perang Batak atau perang Tapanuli atau dikenal juga dengan perang Si
Singamangaraja XII dimulai dari tahun 1878 – 1907. Perang ini terjadi di tanah
Batak yang terletak di Pulau Sumatera. Perang ini terjadi selama 29 tahun.
Perang batak ini terjadi disebabkan kedatangan bangsa Belanda ke pedalaman tanah
Batak yang masih merdeka dimana pada waktu itu dipimpin oleh Raja Si Singamangaraja
XII yang memiliki nama asli Patuan Bosar Ompu Pulo
Batu Sinambela sebagai
ahli keturunan dari Si Singa Mangaraja XI. Raja Si Singamangaraja XII sendiri
merupakan gelar resmi yang disandangnya selaku pemimpin tanah Batak.
Setelah
perang berakhir di tanah Batak, Pemerintah Kolonial Belanda kemudian melakukan
kerja rodi di wilayah taklukannya. Banyak orang Batak yang tewas ditambah lagi
dengan banyak kerugian harta benda, rumah – rumah hancur dibakar, dan
terjadinya pergeseran dalam bidang keagamaan dari agama Parmalim dan
kepercayaan Animisme-Dinamisme pada agama Kristen.

 Secara
menyeluruh ada 3 dampak dari perang ini yaitu :

a.      
Bidang
Politik. Seluruh daerah Batak/Tapanuli dapat dikuasai oleh pemerintah kolonial
Hindia Belanda sepenuhnya.

b.      
Bidang
ekonomi. Pemerintah Kolonial Belanda menguasainya monopoli perdagangan atas
hasil bumi di tanah Batak/Tapanuli, seperti perkebunan tembakau, kemenyan dan
kapur barus.

c.      
Bidang
social-agama. Tersebarnya agama kristen di di wilayah Batak/Tapanuli secara
meluas menyebabkan berubahnya keyakinan masyarakat secara berangsur-angsur,
dari yang sebelumnya memeluk agama Malim sebagai agama asli orang Batak dan
kepercayaan Animisme-Dinamisme berubah menjadi agama Kristen.