Apa yang di maksud dengan tari akkaleo dan jelasakan bagaimana gerakannya?

Posted on

Apa yang di maksud dengan tari akkaleo dan jelasakan bagaimana gerakannya?


Gerakan-gerakan tari pada dasarnya bersumber dari tiga unsur :



1.                  Ratio,



2.                  Emosi, dan



3.                 
Kehendak.





Sesuatu
tari apabila yang ditonjolkan unsur rationya, maka melahirkan suatu
karya tari yang sifatnya klasik, cara membawakannya harus dengan
menghafalkan dari ragam keragam.





Suatu
garapan tari yang didasarkan atas penonjolan emosi akan melahirkan tari
kreasi baru atau tari modern, di mana dalam hal ini yan dipentingkan
ialah ekspresi. Sebaliknya apabila unsur kehendak yang ditonjolkan maka
karya tari sifatnya menjurus kepada tari primitif.





Seorang
penari utamanya seorang koreografer tari ,
sebelum melakukan suatu
gerakan, terlebih dahulu harus menyadari adanya tiga unsur pokok yang
harus diperhatikan.

 1.                  Gerak
 2.                  Ruang

 3.                  Waktu




Dalam melakukan gerak tari, tubuh merupakan unsur pokok, karena itu harus diperhatikan.


1.                  Zat yang hanya dapat dirasakan



2.                  Bentuk yang nampak



Dalam membawa tari khas Sulawesi Selatan, patokan umum yang perlu diketahui ialah, antara lain :
 1.                  Posisi tubuh berdiri biasa


2.                 
Gerak tubuh yang menonjol ialah ammelu (liukan perlahan)

 3.                  Gerakan tubuh dalam kondo (mengeper)




Dalam
membawa tari khas Sulawesi Selatan, ruang atau panggung pertunjukan
dapat berupa bentuk arena ataupun dalam bentuk punggung biasa karena
pola dasar formasinya sederhana saja sehingga memungkinkan pengolahan
formasi disesuaikan dengan penataan yagn dapat diolah.





Gerak
dasar yang terdapat dalam tari, misalnya pakarena, pada umumnya
gerakan-gerakannya ialah gerakan ke bawah setinggi pinggang. Gerakan
keatas setinggi dada atau bahu sayap kiri atau sisi kiri dan kanan dalam
posisi 25 derajat.





Pada
umumnya tarian di Sulawesi Selatan dibawakan oleh putri-putri secara
berombongan atau secara massal dengan sifat gerakan yang seragam.





Tentang
gerak kaki, seperti halnya anggota tubuh lainnya, posisi kaki juga
memegang peranan yang penting. Kedudukannya harus mampu menjaga
keseimbangan bagian badan di dalam melakukan gerakan-gerakan.





Seperti halnya pada setiap tarian, berat tubuh pada kaki kanan atau pada kaki kiri, dapat dilihat pada gerakan kondo.





Gerak dasar kaki dalam tari pakarena misalnya, dapat ditemukan gerakan akkaleo
atau berputar, gerakan jalan biasa, gerakan jalan menumpu atau
seterusnya sehingga karenanya ditemukan gerakan yagn umum, antara lain :



1.                 
Gerak yang menetap di tempat

 2.                  Gerak yang berpindah.




Dalam
hal dasar gerak tubuh, pada umumnya tari di daerah Sulawesi Selatan
gerakan badan secara khusus yang menonjol, tidak diketemukan seperti
halnya pada tari Bali pada waktu agem kiri atau kanan liukan tubuh atau
badan nampak jelas.





Pada
saat ammelu atau kondo berat tubuh terletak pada kaki kiri, kedua lutut
ngeper kondo yang akhirnya posisi tubuh mengeper sehingga liukan tubuh
tidak jelas.





Tentang
dasar gerak lengan atau tangan, posisi lengan kanan maupun lengan kiri
seluruhnya dalam posisi 25 derajat. Gerak putaran jari-jari tangan kanan
selalu setinggi bahu.


Dalam
tari klasik tradisional pada umumnya tangan kanan menggunakan alat
peraga kipas, sehingga jari-jari tangan kanan banyak berfungsi
menggerakan kipas dalam putaran dan membalikkan kipas.





Karena
tari-tarian di Sulawesi Selatan pada umumnya terdiri dari putri-putri
saja, maka untuk dasar bagi putra-putri belum dipisahkan bahkan di dalam
metode penyampaian ini dasar gerak tari untuk pria belum dibicarakan.





Adapun
gerak leher, pada umumnya tari kjlasik tradisional leher gerak assaile
atau gerakan memalingkan kepala ke kiri atau kekanan dalam posisi mata
memandang dalam jarak sejauh 2 meter menjurus ke bawah. Tidak ada
pandangan menatap atau melirik.





Dalam
tari daerah klasik tradisional di Sulawesi Selatan tidak ditemukan
adanya ekspresi wajah sehingga mata, leher, dan kepala tidak berfungsi
banyak.