Apa yang Dimaksud Dengan fase gametofit dan Fase Sporofit pada Metagenesis tumbuhan Lumut dan Tumbuhan Paku?jelaskan!
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan sporophyta yaitu tumbuhan yang berkembangbiak dengan spora (aseksual). Namun sebenarnya dalam siklus hidup tumbuhan paku tidak hanya terjadi secara aseksual. Fase seksual (fase perkawinan) yang meilbatkan sel gamet jantan dan betina juga terjadi pada tumbuhan paku. Pergiliran keturunan dari fase seksual dan fase aseksual ini disebut dengan metagenesis. Hampir serupa dengan tumbuhan lumut, pada tumbuhan paku akan terbentuk individu – individu yang berbeda pada tiap – tiap fase reproduksinya.
fase gametofit (fase singkat);
Fase gametofit pada tumbuhan paku diperankan oleh protalium. Fase ini merupakan fase seksual pada tumbuhan paku dan berlangsung sangat singkat. Protalium bersifat haploid karena berkembang melalui pembelahan mitosis dari spora. Protalium akan menghasilkan sel gamet jantan dan betina. Pada tumbuhan paku heterospora, akan menghasilkan mikrospora yaitu spora yang berukuran kecil dan akan menjadi protalium jantan yang menghasilkan sel sperma melalui pembentukan anteridium. Sementara makrospora merupakan spora yang berukuran besar dan akan berkembang menjadi protalium betina yang akan menghasilkan sel ovum melalui arkegonium. Sementara pada tumbuhan paku homospora, protalium akan menghasilkan sel sperma dan sel ovum.
Spora yang jatuh ditempat yang lembab berkembang menjadi protalium yang berbentuk seperti tumbuhan talus. Protalium memiliki masa hidup yang sangat singkat dan berukuran kecil, sehingga kita hampir tidak pernah melihat bentuk dari protalium tumbuhan paku. Seperti yang telah diuraikan, protalium akan membentuk sel gamet untuk reproduksi seksual. Hasil dari pembuahan sel gamet akan menghasilkan zigot diploid (2n) yang akan berkembang menjadi tumbuhan paku (2n). Dan selanjutnya tumbuhan paku akan berkembang menjadi tumbuhan sporofit.
fase sporofit (fase dominan);
Fase sporofit tumbuhan paku terjadi pada tumbuhan paku dewasa yang sering kita lihat. Tumbuhan paku berkembang dari embrio hasil fertilisasi. Tumbuhan paku bersifat diploid (2n). Spora – spora ini terbentuk melalui pembelahan meisois sehingga spora yang dihasilkan bersifat haploid (n). Spora tumbuhan paku dilindungi oleh kotak spora (sporangium), sementara indusium merupakan kotak yang berisi banyak sporangium. Spora – spora ini terletak di permukaan bawah daun. Tidak semua daun tumbuhan paku memiliki spora. Sporofil ialah daun tumbuhan paku yang berfungsi mengandung spora di bawah permukaan daunnya. Sementara tropofil ialah daun yang berfungsi untuk berfotosintesis. Sporotropofil ialah daun yang berfungsi untuk fotosintesis dan mengandung spora di bawah permukaan daunnya.
Perkembangan dan pertumbuhan tumbuhan paku diawali dari proses reproduksi seksual yang melibatkan peleburan sel gamet jantan (sperma) dan sel gamet betina (ovum). Adalah protalium yang berperan sebagai penghasil sel gamet (gametofit). Setelah pembuahan, zigot diploid akan membelah secara mitosis membentuk embrio dan kemudian bekembang menjadi tumbuhan paku yang bersifat diploid (2n). Tumbuhan paku telah memiliki akar sejati berupa akar serabut, batang, dan daun. Pada umumnya daun tumbuhan paku merupakan daun majemuk, dan ciri khas yang paling mencolok pada daun tumbuhan paku ialah akan menggulung ketika masih muda. Di organ daun inilah akan terbentuk spora – spora yang menjadi alat perkembangbiakan aseksual tumbuhan paku.
Fase sporofit merupakan fase yang dominan pada tumbuhan paku. Spora yang dihasilkan oleh tumbuhan paku sangat beragam, hal ini didasarkan pada jenis dari tumbuhan paku. Tumbuhan paku homospora (contoh paku kawat) ialah tumbuhan paku yang menghasilkan spora yang sama dalam hal ukuran dan jenisnya. Sementara tumbuhan paku heterospora (contoh paku rene) menghasilkan spora yang berbeda ukuran dan jenisnya. Spora yang jatuh ditempat yang lembab (habitat tumbuhan paku) akan berkembang menjadi protalium yang akan menghasilkan sel gamet dan bersifat haploid (n).
semoga membantu^^