Apakah latar belakang dari berdirinya kerajaan aceh?

Posted on

Apakah latar belakang dari berdirinya kerajaan aceh?

Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Aceh

Menurut Djayadiningrat (1983:9) menyebutkan sebagai berikut.kekuasaan kerajaan dimulai pada pertengahan ke-2 tahun 601 H (1205 M), ketika dari arah barat datang seorang asing ke Aceh. Orang ini membawa agama Islam dan kawin dengan seorang bidadari, ia menetap di Kandang-Aceh dan merupakan deretan pertama dari para sultan Aceh dengan gelar Soeltan Djohan Sjah.Djayadiningrat mengungkapkan hal tersebut melaui sumber sejarah berupa kronik yang menjelaskan awal mula berdirinya kerajaan aceh. Dalam kutipan tersebut disebutkan bahwa awal dari awal Kerajaan Aceh melalui seorang pendatang asing yang memasuki Aceh dan membawa agama islam. Orang tersebut menikah dengan seorang bidadari. Kemungkinan bidadari tersebut adalah seorang putri kepala suku/ketua adat yang menempati wilyah tersebut. Sehingga secara otomatis dia dapat menetap dan menjadi penerus kepala suku/ketua adat yang menyebut dirinya dengan gelar Soeltan Djohan Sjah. Secara berurutan penjelasan dari kronik, Djayadiningrat (1983:10), raja-raja yang pernah memerintah adalah sebagai berikut.(1)Djohan Sjah 601-631 H (2) Riajat Sjah, anak dari no. 1, asal mulanya bernama Sultan Ahmad 631-665(3)Mahmud Sjah, anak dari no.2 ; baru berumur satu tahun ketika naik tahta, berpindah dari Kandang-Aceh dan mendirikan benteng Dar ad-doenja 665 —708(4) Firman Sjah, anak dari no.3 708-775 H.(5) Mansoer Sjah 775-811(6)Ala ad-din Djohan Sjah, anak dari no.5, pada mulanyabernama Radja Mahmoed 811-870 (7)Hoesein Sjah 870-901(8) Ali Riajat Sjah > 901-917 (9) Salah ad-din, digulingkan oleh adiknya no.10 917—946 (10) Ala ad-din abang dari no.9 946-975. Menyebutkan sultan Aceh yang pertama bernama Ali Moeghajat Sjah. Ia naik tahta pada tahun'913 H. Dan memerintah sampai tahun 928. Sebelumnya, tidak ada sultan di Aceh. Yang ada hanya kepala (meuran) yang mempunyai kekuasaan secara lokal. Sultan Ali Moeghajat Sjah adalah sultan yang pertama memeluk agama Islam dan menyebarkannya di Aceh. Ia menaklukkan Pedir, Samudra dan banyak lagi kerajaan kecil lainnya. 

Dalam Boestan as-salatin bahwasannya sultan Aceh yang pertama ialah bernama Ali Moeghajat Sjah. Aceh memang sebelumnya tidak ada kesultanan yang ada hanya meuran atau orang yang menduduki kekuasaan daerah atau kekuasaan lokal. Memang sebelumnya Aceh menjadi daerah kekuasaan Pedir/Pidie ketika Malaka jatuh ke tangan Portugis. Tidak hanya Aceh saja daerah Daya juga dikuasai oleh Pidie. Seperti yang dipapakarkan oleh Harun (1995:11)Sebenarnya tatkala orang Portugis mulai menginjakkan kaki di Malaka awal abad ke-16, Aceh masih merupakan kerajaan taklukkan kerajaan Pidie, yang terletak di Sumatra Utara, akan tetapi berkat jasa Sultan Ali Mughiyat Syah akhirnya mampu melepaskan diri dari pengaruh Pidie dan menjadi daerah yang berdaulat penuh bahkan pada babak berikutnya Acehlah yang kemudian menjadi sentral kekuasaan di wilayah Sumatra Utara tersebut Pasai, Daya termasuk pula yang dulunya menjadi kerajaan atasan Aceh.Sebelum menjadi kesultanan Aceh, daerah ini menjadi kekuasaan kerajaan Pidie. Tidak hanya Aceh, wilyah sekitarnya termasuk Pasai dan Daya juga merupakan daerah taklukan kerajaan Pidie. Daerah ini diperintahkan oleh dua orang budak atau bawahan kerajaan Pidie yang dikawinkan dengan keponakan sultan. Menurut William (2008:381) “kedudukan budak disini berbeda dengan budak di dunia lain . . . dianggap sebagai anggota keluarga . . . dipekerjakan sebagai pedagang . . . mendapat bagian keuntungan dari berdagang . . . meminta perlindungan dari penguasa . . . diperlakukan secara terhormat . . . dijadikan ahli waris . . . dilukiskan malah memegang kekuasaan Aceh”. Dari pernyataan tersebut seorang budak diperlakukan layaknya orang biasa. Kebanyakan mereka dipekerjakan untuk berdagang. Kadang-kadang seorang budak yang meminta perlindungan dari seorang penguasa dapat diperlakukan secara terhormat karena mendapat lindungan dari penguasa. Begitu pula budak yang menjadi bawahan kerajaan Pidie yang dipercaya untuk menguasai wilayah Aceh, Pasai, dan Daya.Namun setelah itu Sultan Ali Mughiyat Syah atau Sultan Ibrahim berhasil melepaskan Aceh dari pengaruh Kerajaan Pidie, Aceh dapat menjadi daerah kesultanan yang berdaulat penuh yang pada akhirnya mampu menguasai daerah kerajaan Pidie serta mengusai daerah yang semula dikuasai Kerajaan Pidie sebelumnya yaitu Pasai dan Daya. Atas keberhasilannya, Sultan Ali Mughiyat Syah atau Sultan Ibrahim menjadi penguasa pertama dan juga sebagai pendiri Kerajaan Aceh Darussalam. Menurut William (2008:382) “Raja Ibrahim adalah seorang pemuda yang ambisius. Setelah berkuasa ia menyerbu Daya yang dianggap sebagai saingannya”. Oleh sebab itu Aceh dibawah pemerintahannya terus mengalami perkembangan di semua bidang.