Apakah peranan atau fungsi pancaindera dalam menyusun kalimat ketika menulis teks deskripsi?​

Posted on

Apakah peranan atau fungsi pancaindera dalam menyusun kalimat ketika menulis teks deskripsi?​

Jawaban:

1. Menulis apa yang kita lihat. Setiap hari indra penglihatan kita menyaksikan berbagai kegiatan dan bermacam peristiwa. Mulai dari kita nagun tidur, berangkat kerja, beraktivitas di tempat kerja serta berbagai kegiatan lainnya. Semakin banyak yang kita lihat berarti semakin banyak tumpukan ide yang bisa kita tuangkan dalam sebuah tulisan. Alangkah mubazirnya kalau ide-ide yang berserakan tersebut tidak kita manfaatkan, atau hanya kita anggap sebagai sesuatu hal yang biasa tanpa ada manfaatnya.

2. Menulis apa yang bisa kita sentuh. Merasakan kasarnya dinding tembok kamar, halusnya kulit pasangan ketika kita bersentuhan, dinginnya udara malam yang merasuk sampai ke pori-pori, panasnya api kompor yang menyala ketika tersentuh secara tidak sengaja dan masih banyak lagi yang lainnya. Selama kita masih bisa menyentuh segala sesuatu maka selama itu pula ide untuk tulisan tidak akan pernah habis

3. Menulis apa yang kita dengar. Selain dengan penglihatan, kita setiap harinya pasti juga tidak lepas dari yang namanya suara atau bunyi-bunyian. Kita bisa memulai sebuah tulisan dengan mendeskripsikan apa yang kita dengar. Mulai dari suara kendaraan yang berlalu lalang, suara teriakan serta interaksi antara pedagang dan pembeli di pasar, suara hujan yang jatuh membasahi bumi, suara musik yang membuat kita terbuai, suara angin yang membelah kesunyian malam dan masih banyak lagi suara yang lainnya. Bahkan ketika tidak ada suara yang kita dengar juga bisa menjadi ide sebuah tulisan.

4. Menulis apa yang kita rasakan. Baik itu rasa yang kita kecap dengan indera perasa berupa rasa manis, pahit, asam, asin, pedas dan lain sebagainya. Atau pun rasa yang tidak bisa kita deskripsikan dengan jelas seperti rasa kecewa, sakit hati, suka cita, perasaan cinta dan lainnya.

5. Menulis apa yang bisa kita cium. Selama hidung kita masih berfungsi dan bekerja dengan normal maka selama itu pula kita tidak akan pernah kehilangan inspirasi buat menulis. Aroma parfum yang lembut, bau masakan yang membangkitkan selera makan dan masih banyak lagi yang lainnya. Semua aroma yang terdeteksi dan tercium oleh hidung kita adalah ide yang tak terbatas.

Itulah diantaranya yang bisa kita jadikan inspirasi atau sumber ide untuk menulis. Dan ternyata Tuhan yang Maha Kaya telah memberikan berbagai keistimewaan kepada kita yang bisa kita jadikan sebagai modal khususnya buat melahirkan sebuah tulisan. Sekarang semuanya tergantung kepada kita, mau memanfaatkan itu semua atau sibuk mencari berbagai alasan untuk tetap dalam kemalasan.

Jawaban:1. Menulis apa yang kita lihat. Setiap hari indra penglihatan kita menyaksikan berbagai kegiatan dan bermacam peristiwa. Mulai dari kita nagun tidur, berangkat kerja, beraktivitas di tempat kerja serta berbagai kegiatan lainnya. Semakin banyak yang kita lihat berarti semakin banyak tumpukan ide yang bisa kita tuangkan dalam sebuah tulisan. Alangkah mubazirnya kalau ide-ide yang berserakan tersebut tidak kita manfaatkan, atau hanya kita anggap sebagai sesuatu hal yang biasa tanpa ada manfaatnya.

2. Menulis apa yang bisa kita sentuh. Merasakan kasarnya dinding tembok kamar, halusnya kulit pasangan ketika kita bersentuhan, dinginnya udara malam yang merasuk sampai ke pori-pori, panasnya api kompor yang menyala ketika tersentuh secara tidak sengaja dan masih banyak lagi yang lainnya. Selama kita masih bisa menyentuh segala sesuatu maka selama itu pula ide untuk tulisan tidak akan pernah habis

3. Menulis apa yang kita dengar. Selain dengan penglihatan, kita setiap harinya pasti juga tidak lepas dari yang namanya suara atau bunyi-bunyian. Kita bisa memulai sebuah tulisan dengan mendeskripsikan apa yang kita dengar. Mulai dari suara kendaraan yang berlalu lalang, suara teriakan serta interaksi antara pedagang dan pembeli di pasar, suara hujan yang jatuh membasahi bumi, suara musik yang membuat kita terbuai, suara angin yang membelah kesunyian malam dan masih banyak lagi suara yang lainnya. Bahkan ketika tidak ada suara yang kita dengar juga bisa menjadi ide sebuah tulisan.

4. Menulis apa yang kita rasakan. Baik itu rasa yang kita kecap dengan indera perasa berupa rasa manis, pahit, asam, asin, pedas dan lain sebagainya. Atau pun rasa yang tidak bisa kita deskripsikan dengan jelas seperti rasa kecewa, sakit hati, suka cita, perasaan cinta dan lainnya.

5. Menulis apa yang bisa kita cium. Selama hidung kita masih berfungsi dan bekerja dengan normal maka selama itu pula kita tidak akan pernah kehilangan inspirasi buat menulis. Aroma parfum yang lembut, bau masakan yang membangkitkan selera makan dan masih banyak lagi yang lainnya. Semua aroma yang terdeteksi dan tercium oleh hidung kita adalah ide yang tak terbatas.

Itulah diantaranya yang bisa kita jadikan inspirasi atau sumber ide untuk menulis. Dan ternyata Tuhan yang Maha Kaya telah memberikan berbagai keistimewaan kepada kita yang bisa kita jadikan sebagai modal khususnya buat melahirkan sebuah tulisan. Sekarang semuanya tergantung kepada kita, mau memanfaatkan itu semua atau sibuk mencari berbagai alasan untuk tetap dalam kemalasan.

Penjelasan: