Awal berdirinya sekolah ilmu jepang
Sebelum Restorasi Meiji, Jepang melaksanakan pendidikannya berdasarkan sistem masyarakat feodal, yaitu pendidikan untuk samurai, petani, pedagang, serta rakyat jelata. Kegiatan ini dilaksanakan di kuil dengan bimbingan para pendeta Buddha yang terkenal dengan sebutan Terakoya (sekolah Kuil).
Namun, semenjak Restorasi Meiji dikibarkan, bagai bola salju, pemerintah Jepang terus “menggelindingkan” aneka ragam kebijaksanaannya dengan mulai giat menerjemahkan dan menerbitkan pelbagai macam buku, diantaranya mengenai ilmu pengetahuan, sastra, dan filsafat. Para pemuda banyak dikirim ke luar negeri untuk belajar sesuai dengan bidangnya masing-masing, tujuannya jelas yaitu mencari ilmu dan menanamkan keyakinan bahwa Jepang akan dapat “berdiri sama tinggi, duduk sama rendah” dengan kemajan bangsa Barat.
Dari upaya tersebut lahirlah tokoh modernisasi pendidikan Jepang era Meiji seperti Fukuzawa Yukichi, yang punya gagasan cemerlang. Gagasan tersebut tercetus dalam bukunya yang berjudul Gakumon no Susume (Jepang: di antara Feodalisme dan Modernisasi) menyatakan pada bagian pendahulan buku tersebut “Sebagai jalan yang paling ampuh untuk mencapai tujuan negara adalah melalui pendidikan sebab Tuhan tidak menempatkan manusia yang lain. Kalau kenyataan dalam masyarakat ada yang bekedudukan yang lebih tinggi dan ada pula yang berkedudukan lebih rendah. Prebedaan ini disebabkan karena yang berkedudukan tinggi telah mementingkan pendidikan, sedangkan yang rendah sebaliknya”.
Kemajuan bangsa Jepang bertambah tajam sesudah tentara pendudukan Amerika Serikat (AS) –setelah Jepang kalah perang pada PD II- banyak memberikan dorongan pada bangsa Jepang untuk mencurahkan perhatiannya pada bidang pendidikan. Struktur baru pendidikan itu mencakup empat hal pokok.
Pertama, sekolah dasar (SD) wajib selama enam tahun dan tidak dipungut biaya. Bertujuan untuk menyiapkan anak menjadi warga negara yang sehat, aktif menggunakan pikiran, dan mengembangkan kemampuan pembawaannya. Kedua, setelah SD ada sekolah lanjutan pertama selama tiga tahun, punya tujuan untuk mementingkan perkembangan kepribadian siswa, kewarganegaraan, dan kehidupan dalam masyarakat serta mulai diberikan kesempatan belajar bekerja. Ketiga, sekolah lanjutan atas selama tiga tahun. bertujuan untuk menyiapkan siswa masuk perguruan tinggi dan memperoleh keterampilan bekerja. Keempat, universitas harus berperan secara potensial dalam mengembangkan pikiran liberal dan terbuka bagi siapa saja, bukan pada sekelompok orang.
Munculnya struktur baru pendidikan di Jepang yang dikembangkan Amerika Serikat merupakan bentuk “revisi” dari struktur pendidikan lama yang sudah ada sebelum PD II.
Kegiatan Jepang dalam mencerdaskan bangsanya telah menuai hasil yang signifikan. Korelasi antara majunya pendidikan Jepang dan kemajuan industrinya benar-benar terwujud. Hal ini dapat dibuktikan dengan keberhasilan bangsa Jepang tumbuh menjadi negara industri utama di Asia, yang kedudukannya sejajar dengan bangsa Barat lain seperti Inggris maupun Perancis.