Bagaimana akhir perang bone?
Pada tanggal 28 Desember
1859, ekspedisi dinyatakan berakhir oleh Van Swieten dan biaya
ekspedisi tersebut tidak perlu membebani, sehingga Van Swieten membawa
pulang Batalyon XIV ke Surabaya
dan kedua kompi dari Batalyon VIII ke Makassar. Di awal tahun 1860,
blokade pantai dihentikan. Pemerintah Hindia-Belanda menyatakan tanah
Bulukumba Lama, Kajang dan Sinjai hingga sungai Tangka menjadi miliknya sebagai tanda kemenangan dan berada di bawah pemerintahan sendiri serta Tangka hingga Cenrana, sisa-sisa bagian Kesultanan Bone, menjadi tanah perdikan dari penguasa dan Dewan Hadat Bone diizinkan berkuasa; Singkeru' Rukka Aru Palakka dipilih menjadi penguasa baru pada tanggal 30 Januari 1860. Pada tanggal 4 Februari, perjanjian dengan Soppeng
ditandatangani, 9 hari kemudian yang dari Bone, dengan dihadiri
sejumlah penguasa juga Aru Palaka dengan Dewan Hadat dan pembesar
kesultanan terkemuka, menghadiri upacara itu. Saat itu jualah, Belanda
menjajah kembali dan benteng permanen di Bajoe tak diperlukan lagi.
Benteng itu dihancurkan dan semua pasukan kembali ke Batavia (kini Jakarta)