Bagaimanakah globalisasi budaya di Indonesia?​

Posted on

Bagaimanakah globalisasi budaya di Indonesia?​

Penjelasan:

Budaya atau kebudayaan adalah kata yang berasal dari bahasa Sanskerta, yakni Buddhayyah. Budaya dapat diartikan sebagai suatu cara hidup yang dimiliki bersama oleh suatu kelompok yang dapat berkembang dan diwariskan secara turun temurun, generasi ke generasi. Budaya mencakup beberapa unsur, yaitu adat istiadat, karya seni, sistem agama, sistem politik, bahasa, pakaian, perkakas, dan bangunan. Budaya bersifat abstrak, kompleks, dan luas. Saat ini kebudayaan barat sudah mendominasi ke dalam semua aspek kehidupan masyatakat Indonesia. Peradaban Indonesia sekarang secara perlahan sudah mulai mengikuti kebudayaan barat. Penyebab kebudayaan barat dapat masuk ke Indonesia adalah karena krisis globalisasi yang mana telah merubah sebagian besar dari masyarakat Indonesia. Dengan adanya globalisasi sudah jelas akan memberikan dampak kepada kebudayaan manusia. Pola hidup masyarakat mengalami perubahan dan pergeseran, seperti (1) kehidupan harmonis dengan kebersamaan menjadi kehidupan individualis, (2) kehidupan menjadi serba cepat, berbeda dengan sebelum adanya globalisasi yang tergolong lamban, (3) yang dulunya menggantungkan hidup terhadap alam sekarang berubah menjadi menguasai alam. Dengan pengaruh globalisasi yang berjalan sangat cepat akan menimbulkan cuture shock pada masyarakat, yaitu keadaan ketidakmampuan masyarakat dalam menahan pengaruh kebudayaan dari luar sehingga menyebabkan ketidakseimbangan pada kehidupan masyarakat tersebut. Minimnya pengetahuan menimbulkan akulturasi kebudayaan yang bertentangan dengan nilai luhur yang ada di dalam kebudayaan Indonesia. Dampak globalisasi kebudayaan di Indonesia adalah :

1. Masyarakat menjadi Individualis, hal ini membuat orang-orang tidak membutuhkan orang lain dalam kesehariannya. Hal ini membuat masyarakat menjadi lupa bahwa mereka merupakan makhluk sosial.

2. Masyarakat menjadi Matrialistis, hal ini membuat orang hanya menghormati orang yang mempunyai jabatan yang tinggi dan harta yang banyak. Biasanya orang yang tingkat ekonominya lebih tinggi merasa berhak meremehkan orang miskin, hal ini sangat bertentangan sekali dengan nilai dan norma bangsa Indonesia.

3. Masyarakat Hedonisme, yaitu suatu keadaan dimana masyarakat menganggap tujuan akhir hidup yang tertinggi adalah kesenangan atau kenikmatan. Menurut mereka kesenangan adalah kebahagiaan. Masyarakat hedonis senang mengahabiskan waktu mereka pada pusat perbelanjaan dan club (tempat hiburan malam). Hal ini dapat menyebabkan banyaknya pergaulan bebas, miras, narkotika, dan lain sebagainya yang dapat merusak generasi muda.

Budaya khas Indonesia yang mulai tergeser karena globalisasi kebudayaan di Indonesia adalah :

1. Sekitar 20 tahun lalu di Tapanuli Sumatera Barat remaja-remaja setempat berminat untuk berlatih tarian tor-tor dan juga tagading, sebuah alat musik khas batak. Remaja-remaja tersebut juga sering tampil dalam acara-acara ritual kehidupan. Namun, sekarang kebudayaan tersebut telah lenyap, karena teknologi semakin maju dan lebih menarik bagi mereka.

2. Budaya gotong royong dan ramah tamah berubah menjadi budaya barat, seperti pergaulan bebas dan lainnya.

3. Gaya berpakaian masyarakat Indonesia yang mengutamakan kesopanan kini telah ditinggalkan dengan adanya mode-mode baru yang lebih disukai masyarakat, seperti pakaian ketat dan mini.

4. Penggunaan bahasa yang dicampur dengan bahasa Inggris, seperti ‘Thankyou, OK, Yes, No Problem’, bahkan ada kata-kata umpatan. Kata-kata tersebut disebarkan melalui film, televisi, iklan, dan sebagainya.