Bahan pembuatan vetsin dan cara pembuatannya
Jawaban:
Bahan baku pembuatan vetsin atau micin adalah tetes tebu
1. Persiapan bahan baku dan bahan pembantu
Pembuatan micin menggunakan bahan baku tetes tebu sebagai sumber karbohidrat.
Tetes tebu diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan kandungan Ca dengan menambahkan H2SO4.
Setelah itu tetes disterilisasi dengan menggunakan uap panas bersuhu maksimum 1200 ºC selama 10 hingga 20 menit.
Setelah melalui proses tersebut tetes tebu siap difermentasi dalam tabung steril.
Selain tetes tebu, bahan baku pembantu yang digunakan diantaranya amina (NH2), asam sulfat (H2SO4), HCl, NaOH, karbon aktif, beet molasses dan raw sugar.
2. Fermentasi
Fermentasi adalah suatu reaksi oksidasi reduksi di dalam sistem biologi yang menghasilkan energi dan biasanya menggunkan senyawa organik seperti karbohidrat dalam bentuk glukosa.
Bakteri yang digunakan dalam pembuatan micin adalah Brevibacterium lactofermentum.
Kultur yang telah diinokulasi dimasukkan kedalam tabung berisi medium pra-starter dan diinkubasi selama 16 jam pada suhu 310C.
Selanjutnya biarkan prastarter diinokulasi kedalam tangki starter.
Penurunan pH akibat terbentuknya asam pada proses pembentukan pra-starter tidak diinginkan karena akan menghambat pola pertumbuhan.
Untuk mencegah hal tersebut ditambahkan garam (CaCO3) sebanyak 3 % kedalam tebu prastarter.
Hasil dari fermentasi berupa asam glutamat cair yang masih tercampur dengan sisa fermentasi.
3. Kristalisasi dan Netralisasi
Kristal murni asam glutamat yang berasal dari proses pemurnian asam glutamat digunakan sebagai dasar pembuatan micin.
Asam glutamat yang dapat digunakan harus berkualitas baik dan mempunyai kemurnian lebih dari 99%.
Kristal murni asam glutamat dilarutkan dalam air kemudian dinetralkan dengan NaOH atau dengan Na2CO3 pada pH 6,6-7,0 yang kemudian membentuk larutan MSG.
Larutan tersebut mempunyai derajat kekentalan 26 -280Be pada suhu 300C dengan konsentrasi MSG sebesar 55 gram/larutan.
Selain itu juga ditambahkan arang aktif untuk menjernihkan cairan MSG yang berwarna kuning jernih.
Larutan didiamkan selama lebih dari satu jam untuk menyempurnakan proses penyerapan warna serta bahan asing lainnya yang berlangsung dalam keadaan netral.
Cairan yang berisi arang aktif dan MSG kemudian disaring dengan menggunakan vacum filter yang kemudian menghasilkan filter serta cake berisi arang aktif dan bahan lainnya.
Apabila kekeruhan dan warna filter tersebut telah sesuai dengan yang diinginkan maka cairan ini dapat dikristalkan.
Larutan MSG yang telah memiliki kekentalan 260Be diuapkan pada kondisi vakum bertekanan 64 cmHg atau setara dengan titik didih 69 gram MSG pelarutan.
Umpan diberikan sebanyak 2% lalu inti kristal yang terbentuk secara perlahan-lahan diikuti dengan pemekatan larutan sehingga menghasilkan kristal yang lebih besar.
Proses kristalisasi berlangsung selama 14 jam.
4. Pengeringan dan pengayakan
Kristal MSG yang dihasilkan dari proses kristalisasi dipisahkan dengan metode sentrifugasi.
Filtrat hasil penyaringan dikembalikan pada proses pemurnian dan kristal MSG yang dihasilkan setelah disaring kemudian dikeringkan dengan udara panas.
Proses selanjutnya adalah pengayakan dengan ayakan bertingkat sehingga diperoleh 3 ukuran yaitu LLC (Long Large Crystal), LC (Long Crystal), dan RC (Regular Crystal).
FC (Fine Crystal) yang merupakan kristal kecil dikembalikan ke dalam proses sebagai umpan.
Hasil MSG yang telah diayak dalam bentuk kering kemudian dikemas dan disimpan sementara dalam gudang sebelum digunakan untuk konsumsi dan penggunaan lainnya.
Jawabannya memang panjang ya,karena dalam pembuatan msg tidak mudah seperti membuat kopi hehe
*Semoga membantu