Berikan contoh cerita inspiratif tentang malas belajar karena hp yang singkat
Leo adalah seorang pelajar yang paling cerdas. Ia selalu menjadi Bintang kelas sejak ia memasuki sekolah dasar. Namun semenjak ayahnya memberikan hadiah prestasinya dengan sebuah smartphone pintar. Maka Leo mulai mengenal mobile legend yang merupakan game yang melegenda dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Semenjak itu ia sibuk dengan gamenya, ia tidak pernah membuka buku, bahkan malas sekolah. Prestasinya pun menurun.Leo menangis karena prestasinya yang menurun itu dan tidak mendapat hadiah dari sekolah dan orang tuanya. Saat itu Leo berjanji akan belajar lebih giat lagi, dan memanfaatkan smartphonenya untuk kepentingan pembelajarannya.
Gara-gara Kebanyakan Social Media
Aku kembali keluar perpustakaan, menatap ke arah panggung, masih lama, penampilanku masih lama lagi, penampilan Drama bersama teman-teman dari eskul “Teather”, atau biasa disebut Drama, aku bersama teman-teman akan menampilkan drama “Siti Masyitoh” untuk Pentas Seni akhir tahun dan Wisuda kelas 6 yang diakhiri dengan terima raport.
Sebenarnya aku bisa mengobrol dengan teman-teman seangkatanku (waktu itu kelas 4), tapi topiknya tidak cocok untukku, karena aku tidak mengetahuinya, mereka sedang membicarakan artis hollywood kegemaran mereka, ya… sebagian atau seluruh dari mereka menyukai boy band asal London, yaitu One Direction, aku juga suka, tapi hanya lagunya saja, aku tidak suka personilnya. Kalau mereka?, hm… jangan ditanya lagi, mereka suka banget sama One Direction, dan yang paling mereka sukai adalah mengumpulkan informasi tentang artis kegemaran mereka itu.
Kemudian aku menatap handphone pemberian nenekku, sebenarnya ini handphone bekas, namun masih bagus, aku lumayan suka. Handphone itu mati karena sudah lama aku tidak mengcarsh-nya.
Selama liburan, aku tidak jalan-jalan kemana-mana, karena orang tuaku sibuk. Justru, semenjak saat itu, aku mulai belajar aktif menggunakan aplikasi Social Media, namun aku hanya aktif di Facebook dan E-Mail saja, aku jarang aktif di Twitter dan Instagram, karena aku malas membuka banyak-banyak. Lumayan seru juga sih, chatting-an bareng teman-teman sekelas atau saudaraku di kampung. Aku juga mulai meng-share cerita-ceritaku yang ku tulis di kertas-kertas lembaran dan membuat kamarku menjadi berantakan.
Tak lama kemudian liburan pun berakhir dengan cepat, kini aku sudah menduduki bangku kelas 5, tentang lawan Reangking, sainganku malah makin banyak, kira-kira ada… 5 lah!. Walaupun aku sudah kelas 5, tapi aku tetap tidak lepas dari handphone Jadul-ku itu yang telah menemaniku selama liburan di rumah yang cukup membosankan.
Suatu ketika, Bunda masuk ke kamarku untuk duduk-duduk sambil menggenggam handphone-nya, aku juga sedang chatting bersama sahabatku, Jessy. Aku melakukan itu sampai larut malam. Sampai-sampai…
“Ellen, kamu itu sudah kelas 5, kok main handphone-nya jadi makin sering sih!, nanti nilai kamu menurun bagaimana?, sini, Bunda simpan handphone-nya!,” omel Bunda. Aku hanya bisa pasrah, menyerahkan handphone-ku dan segera tidur.
Saatnya UTS, aku sudah menyiapkannya dari malam dangan cara di tes oleh Bunda dan membuat Mine Maping, tidak lupa membaca buku pelajaran, tapi, kali ini aku berhasil mengambil hanphone-ku , jadi tidak di simapan dan bisa bermain sepuasnya, tapi pastinya harus hati-hati, kalau ketahuan?.
Hari pertama, kedua, dan ketiga telah kulalui dengan mudah, tapi, hari keempat adalah pelajaran yang paling sulit, yang sulit cuma satu sih, Tapi yang satu lagi… IPS!. Wih… susah banget!.
Semenjak pulang sekolah, aku tidak membaca buku, tapi malah bermain handdhone sampai tertidur, karena susahnya pelajaran aku membutuhkan refreshing.
Saat di tes Bunda…
“Masjid Demak di bangun pada masa pemeritahan Raja Demak yang bernama…,”
“M… Raden Wijaya?,”
“Loh, kok Reden Wijaya?, Kakak belajar apa tidak sih?, ini kan soal gampang kak!, makannya, jangan main handphone terus!, sekarang aja nilainya belum jelek, tapi kalau udah jelek, baru deh nyesel, gara-gara aktif di Socmed jadi gini kan!,” kata Bunda dan segera keluar kesal.
Aku yang di dalam hanya terdiam tidak bergerak dan tidak bersuara, menyadarkan diriku dengan segala hal yang telah dikatakan Bunda tadi, segera aku mengambil handphone-ku dan menaruhnya di kamar Bunda, kemudian aku belajar lagi.
Tibalah saatnya pengambilan rapot oleh masing-masing murid. Tak di sangka!, Aku Reangking 2!, dan IPS, hanya aku yang 100!, owh… mimpikah?. Tapi setelah membuka rapot melihat nilai-nilaiku, aku malah cemberut. Aku tidak 100 di pelajaran yang sangat mudah!, pasti gara-gara main handphone!, kalau tidak main handphone pasti aku Rangking 1!.