Buat lah cerpen minimal 3 paragraf

Posted on

Buat lah cerpen minimal 3 paragraf

Sahabat adalah segalanya

   Friska, adalah salah satu siswa yang bersekolah di SMPN 11 ARSEL. Ia adalah murid yang rajin,pintar,lucu,baik,imut,cantik,dan memiliki bakat bernyanyi. Ia memiliki sahabat yang bernama Haura salsabila rahayu dan biasa dipanggil Yara. Mereka adalah sahabat yang tidak pernah terpisahkan.

    Berbeda dengan Friska, Yara memiliki bakat di bidang modelling. Walaupun begitu, Yara tidak pernah sombong kepada siapapun. Ia pun disenangi oleh guru guru dan para siswa siswi di SMPN 11 ARSEL tersebut.

    Pada suatu hari, musibah datang menimpa Friska. Keluarganya telah hilang setelah adanya kebakaran di rumahnya. Yara yang tidak tau mengenai kabar ini pun segera menanyakan nya pada para guru. Lalu, guru pun hanya bisa mengangguk-anggukan kepala mereka. Guru-guru turut bersedih atas peristiwa yang menimpa Friska. Yara pun segera menuju ke rumah Friska. Friska yang kini hanya meratapi foto keluarganya itu pun pasrah atas apa yang tuhan rencanakan. Yara ikut berkabung dalam kesedihan tersebut. Memang, sahabat itu selalu ada didalam suka maupun duka.

maaf klo jelek:v

Semua dimulai dari sahabatku yang mendapat teror dari orang yang tak dikenal berupa surat misterius. Semula, sahabatku Andina mengabaikannya, tapi lama-kelamaan ia merasa terusik juga oleh surat-surat itu.Ia mulai menyelidiki segala kemungkinan yang berhubungan dengan surat itu. Anehnya, semua buktinya mengarah padaku. Hei, bukan aku pelakunya! Aku jujur, sungguh.Real FriendKalau buntut masalah ini tidak panjang, aku juga tak akan memproblemkannya. Tapi sekarang, semua orang menatapku seolah aku adalah kutu di rambut mereka. Mereka semua menganggapku pengkhianat, jahat, antagonis. Aku benci semua itu. Persahabatanku hancur, diikuti reputasiku.Aku berusaha kuat. Kuat saja, kuat. Aku tidak ingin terlihat lemah di hadapan orang-orang yang hanya bisa menuduh tanpa membuktikannya.Segala masalah ini membuatku lelah. Lebih baik aku beristirahat.***"Liat tuh, si pengkhianat. Hah, jahat banget dia. Masih belagak ga ada apa-apa lagi. Idih, jijik gue." Suara seorang siswa mulai menghinaku. Aku bersikap santai dan tidak menghadapi dengan harap dia lelah sendiri.Tapi nampaknya itu mustahil. Dia malah terus menghinaku, terus. Dan itu didepan Andina dan membuatnya semakin benci denganku.Apa jangan jangan… Dia pelakunya? Dara pelakunya? Astaga, apa yang dia harapkan dengan berbuat seperti itu? Berharap Vieno beralih padanya? Mencari sensasi? Atau apa?Tapi itu jelas tidak mungkin. Tidak mungkin.***Aku memejamkan mataku. Lelah mendera, menuntutku segera tidur. Tapi beban yang menimpaku ini seolah menahanku, tidak dapat beristirahat dengan tenang. Memoriku mengingat saat Andina pertama kali mendapat surat teror itu."Ada apa, An?""Tau nih, ada surat buat gue,""Surat cinta kali?"Andina nyengir. "Pengennya sih gitu."Yaudah, buka aja!""Oke…"Heh, Andina anak sok manis…Gue ingetin, jangan sok! Muak gue ngeliat lo. Inget ya. Awas lo. Jika lo terus tebar pesona sama si dia gue bisa pastiin semua bisa mengancam hidup lo. Gue gak akan biarin lo hidup tenang! Ngerti?Wajah Andina syok, tapi sejenak kemudian dia bersikap santai dengan berkata, "Biarin aja. Orang iseng kali!"Aku ingat, saat itu aku hanya mengangkat bahu tidak tahu. Lagipula aku bisa menanggapi apa? pikirku kala itu.Aku mengerjapkan mata pelan. Kupandangi sebuah gelang pemberian Andina yang melingkar di pergelanganku. Benarkah Andina sahabatku? Kenapa dia mudah terhasut orang lain? Sahabat yang sejati tak akan langsung mudah percaya pada perkataan tanpa bukti orang lain yang memfitnah sahabatnya, bukan?Ah, aku ingat ibuku sempat berkata bahwa ada surat untukku sebelum ia berangkat kerja.Kubuka amplop itu.