Buatlah cerkak kurang lebih300 kata​

Posted on

Buatlah cerkak kurang lebih300 kata​

Budi sahabatku

pada statu hari, aku bersama teman terbaiku budi sedang berjalan kaki pulang menuju ke rumah bersama Dan tiba tiba saja kami menemukan yang di tengah jalan, Dan aku pun memungut uang itu tiba tiba sajah budi berkata

"Hei Dono! jangan ambil uang itu sembarangan, itu bukan milikmu!" Dan dono pun menjawab "budi gak apa-apa lah kan bisa sajah rezeki, apa lagi 10.000 nanti ku bagi deh!" namun budi tetap menjawab "Dono aku peringatkan deh jangan sembarangan mengambil uang orang karena bisa sajah kamu kena imbasnya nanti!" Dono pun menjawab "oh yaudalah kalo kamu tidak mau, nanti kamu yang rugi!" Dono pun langsung berjalan kencang meninggalkan Budi, namun di tengah jalan tiba tiba sajah kaki Dono di tertabak batu Dan Dono pun jatuh, Dan lutut kaki Dono terluka begitu sajah dengan tangannya. Dono pun teriak "TOLONG, TOLONG BUDIBUDI!" Budi pun langsung ke arah Dono, Dan Dono pun berkata "Haduh Budi, Budi sudah ku katakan nanti bisa kena imbas, lebih baik sekarang kamu letakan uang itu kembali atau lebih baik kamu kasih sajah ke pengemis." tanpa panjang lebar, Budi langsung menggendong Dono Dan Dono pun memberikan uang tersebut kepada pengemis Dan akhirnya Dono menyadari bahwa Budi itu adalah sahabatnya yang terbaik karena mengingatkan ia untuk tidak berbuat hal hal jahat.

maaf kalau kelebihan 300 kata ya

JANGAN LUPA FOLLOW BRAINLY KU

@aufaulya39

OK......

CARANYA............

TEKAN ANGKA + DI SAMPING, TEKAN ANGKA + SAMPAI MENJADI ANGKA OK..

FOLLOW AKU YA!!!!

KARENA AKAN ADA QUIS LOHHHH.....

POINNYA JUGA AGA BANYAK....

Jawaban:

Tentunya kita pernah naik bis dan bertemu dengan pedagang yang aneh-aneh. Masih inget gak waktu pertama kali dapat “hadiah” sebuah barang yang tiba-tiba dibagikan orang di pangkuan kita waktu duduk di bis?. Mungkin pertama kali heran tetapi akhirnya jadi sedikit sebal karena kita jadi waspada karena dititipi barang dagangan dengan paksa sehingga ga enak klo mo tidur. Ada juga sih kita yang ceroboh menjatuhkan hingga ke kolong bangku, wis pokoke sangat merepotkan. Tapi klo aku sih daripada sebal mending menikmati momen sang penjual ngoceh berpromosi ria soal barang dagangannya. Terkadang ada juga yang kreatif, misalnya penjual pensil di bis beberapa tahun yang lalu.

Sambil membagi dagangannya dia nyerocos…”Silahkan dipilih warnanya macem2, hanya dengan uang lima ribu bisa dapet sepuluh pensil istimewa, warnanya pun gaul, klo suka dangdut tinggal pake yang kelap-kelip, ditanggung gak habis dalam sepuluh tahun. Pensil ini punya kemampuan bisa memendek dan kayunya empuk untuk diraut atau enak juga buat digigit-gigit karena bahannya tidak beracun dan ramah lingkungan. Selain buat nulis pensil ini punya fungsi istimewa yaitu untuk relaksasi. Tinggal dikorek-korek ke kuping pasti hidup jadi lebih indah, juga bisa buat alat pertahanan diri tinggal dicolokin ke mata lawan, atau klo nekat bisa juga digunakan sebagai tusuk gigi, tapi klo yang terakhir itu kurang disarankan…..,” Nah itu emang penjual pensil yang agak eror tapi minimal punya selling skill. Intinya sih klo mo dagang jangan sampai menjatuhkan harga diri, misalnya dengan cara melas… “ Om ayo dong dibeli, saya belum makan tiga hari.., kasihanilah, buat makan…..” hihihi cara yang ga mbois blas… Begitupun cara-cara yang gak etis misalnya ngancam-ngancam, maksa-maksa atau berbohong tentang barangnya.

Sebagai konsumen kita juga ga boleh bikin pedagang sakit hati. Jadi ingat Hilman dalam novelnya Lupus Kecil, ceritanya Lupus lagi liat penjual siput laut atau keong, trus dia nanya-nanya..”Mang siputnya bisa dimakan ga?”, “ya gak bisa dek, ini kan siput laut..”..”trus bisa gigit Ga?” “ Gak dong pokoke aman kok buat mainan. Adek mo beli?” tanya pedagangnya antusias. Trus si Lupus jawab, “ Aneh, klo gak bisa dimakan dan ga bisa gigit kok dijual? Mending jualan semut Rangrang aja, walo ga bisa dimakan tapi kan bisa gigit…..” Nah itu baru sekelumit cerita tentang pedagang dan konsumen. Intinya sih sebagai konsumen kita juga ga boleh mengadul-adul barang dagangan orang tapi gak beli dengan legitimasi pembeli adalah raja, padahal yang namanya pembeli adalah yang bener2 melakukan transaksi.

Tapi juga pedagang emang suka menyebalkan tapi kok kita butuh ya. Jadi seperti hubungan dilematis, benci tapi rindu… klo didepan pedagang kita jadi sok mencibir… “kok mahal banget sih bang, barangnya ga bagus nih dsb…”..tetapi begitu nyampe rumah kita cekikikan seneng karena dapet barang bagus dan murah ampe dipamerin ma temen2 sekantor. Budaya yang aneh dan mungkin bagi kita itu white lie, padahal tetep aja ga etis seperti gak etisnya pedagang yang suka bohong..”waduh klo segitu sih buat kulakannya aja ga nutup Neng..” atau “pokoknya klo ada yang lebih murah ta belinya sendiri deh..dsb..”. Hmmm… ternyata benar juga klo gak ati2 di Pasar bisa jadi tempat kita jual beli dosa..