Buatlah drama tentang persatuan dan kesatuan dalam kehidupan sehari-hari!!!

Posted on

Tolong dijawab kak
Besok dikumpulkan
Yang agak singkat aja ya kak , terimakasih kak​

Buatlah drama tentang persatuan dan kesatuan dalam kehidupan sehari-hari!!!

Jawaban:

Pada suatu pagi hari yang cerah…Guru (Dita): “Anak-anak.. Hari ini kita kedatangan 2 orang teman baru.”Semua  Murid: “Yeeeeyyy!”Akbar      : “Memang, mereka berdua siapa, Bu?”Guru (Dita): “Ya, mereka ada di luar. Nak, ayo masuk..”Habibah & Fajar: (Masuk dengan malu-malu)Guru (Dita): “Baik, sekarang, perkenalkan diri kalian masing-masing.”Habiba : (Dengan logat Jawa) “Hallo, konco-konco. Kenalno, Jeneng

              ku  Habibah Hafshah, asalku  SMPN loro Suroboyo. Tulung

              ajarono aku yo.”Edo  : (Dengan logat Ambon) “Halo téman-téman. Béta ingin

           mémpérkénalkan diri. Nama béta Edo Karoba. Mohon

           bimbingannya.”Semua Murid: (Tertawa)Faris      : “Weee, Ambon manisé!”Semua  Murid: “Hahaha” (Tertawa)Guru (Dita): “Sudah, sudah…. Ayo, Habibah & Edo. Silahkan

                     duduk”.Amel    : “Eh, kamu.. Duduk disebelah aku aja!”Habibah :” Maturnuhun yo. (Lalu duduk disebelah Amel) Oh ya,

                 sampean  jenenge sopo?”Amel   : “Namaku Amel…”Habibah : “Oooh, Amel… Seneng kenalan denganmu, Amel…”Amel   : “Ya, Habibah”

Bel istirahat pun  berbunyi..

Karol, Izzah, Tika: “Hey, Amel! Yuk jajan!”Amel        :” Ayo.. Oh ya, Habibah, kamu mau ikut gak?”Karol       : “Udahlah, Mel, lu gak usah ngajak-ngajak dia!” (Nunjuk

                  Habibah)Tika      : “Tau, lo Mel.. Mendingan gak usah!” (Mendukung Karol)Izzah     : “Yaudah, ajak saja Habibah. Kasian tau..”Karol    : “Tapi kan..”Habibah : “Sudahlah, aku ndak usah ikut. Lebih baik aku dikelas.Izzah  : “Gapapa kok, Bibah. Ayo, ikut aja!” (Menarik tangan  Habibah

             bermaksud untuk mengajak Habibah supaya Habibah mau

              ikut pergi)Tika   : “Mel, kenapa sih lo ngajak-ngajak dia? Gak asyik tau! Udah

             logatnya medok-medok gitu lagi!”Faris & Akbar : (Datang Secara tiba-tiba) “Hey, guys!”Tika   : “Lo lagi, Bar, ngapain lagi ngajak-ngajak tu orang Ambon?”Karol : “Tau! Ngapain lagi sih?!”Faris  : “Si Akbar terlalu baik! Gue juga ga tau tuh kenapa tiba-tiba si

            Akbar mau aja ngajakin si Edo.”Amel : “Sudahlah, kalian ini kenapa sih? Mereka kan teman baru kita.

            Gak salah kan kalau kita ajak?”Izzah : (Mengangguk setuju) “Benar itu yang dikatakan Amel.”Akbar : “Betul-betul. Mereka itu sekarang jadi teman kita juga.”Karol  : “Tapi kan, mereka itu bener-bener deh. Logat aslinya kentel

             banget!”Tika & Akbar :” Bener tuh!”Amel     : “Iya, terus salah ya kalau logat mereka terlalu kental seperti

                   itu?”Karol    : “Enggak sih. Cuma, gue bingung aja sama kalian… Emang

               kalian ngerti ya apa yang dia bilang?” (Sambil menunjuk

               Habibah & Fajar)Amel    : “Ngertilah. Sedikit-sedikit.”Izzah    : “Sudahlah, urusan itu tidak usah dipermasalahkan. Yang

               penting, sekarang mereka jadi teman kita.”Karol & Tika : “Males banget gue jadi temen ke dua anak kampung

                         itu.”Faris    : “Apalagi gue. Impossible banget ya!!!”Izzah   : “Kalian semua kenapa sih, tidak pernah mau jadi teman

              mereka.”Amel   : “Iya, memang kenapa sih, meskipun dia beda suku sama kita,

              kita tetap tidak boleh memilih-milih teman.”Habibah : “Ndak papa to amel, aku ini memang kampungan kok.

                 Ndak usah belain aku.”Edo     : “Beta juga tak usah kau bela.”Akbar  : “Sudah-sudah. Kalian jangan merasa rendah diri begitu,

               memang teman-teman kita seperti itu. Tidak usah

               dimasukkan ke hati ya.”

Tiba-tiba Bu guru (Dita) datang menemui anak-anak

itu

Guru (Dita):” Ada apa anak-anak, kok seperti ada masalah? Kenapa

                     Habibah dan Fajar terlihat murung?”Habibah   : “Ndak ada apa-apa kok, Bu.”Guru (Dita): “Benar tidak ada apa-apa?”Edo       : “Betul kali, Bu!”Izzah     : “Bohong, Bu.”Amel     : “Faris, Karol, Tika tidak mau menjadi teman Habibah dan

                 Fajar.”Akbar    : “Iya, Bu.”Guru (Dita): “Kenapa?”Karol,Tika,Faris: “Soalnya mereka beda suku sama kita, sama kampungan lagi, Bu.”Guru (Dita): “Begini, walaupun kita berbeda-beda suku. Kita tetap

                      harus bersatu. Tidak boleh memilih-milih teman.

                      Karena di Indonesia itu, tidah hanya suku kita saja.

                      Masih banyak suku lain.Karol,Tika,Faris: “Baik Bu.”Guru (Dita) : “Untuk Habibah dan Edo, mulai sekarang harus mulai

                      belajar Bahasa Indonesia agar yang lainnya mengerti

                      dan tidak menjauhi kalian. Karena Bahasa Indonesia

                      adalah bahasa persatuan yang digunakan di Negara

                      kita.”Habibah & Edo : “Ya, Bu.”Karol     : “Maafin gue, Tika, sama Faris ya? Karena sudah sering

                 mengejek dan mengolok-ngolok kalian.”Habibah    : “Ndak papa kok.”Edo (Fajar): “Tak apa, Beta tak sakit hati.”

Akhirnya mereka semua menjadi sahabat sejati. Tidak pernah bertengkar. Dan selalu bersama-sama dalam menghadapi situasi baik susah maupun senang.”