Candi peninggalan kerajaan seriwijaya adalah

Posted on

Candi peninggalan kerajaan seriwijaya adalah

Candi muara takus
kalo gak salah

1. Candi Muara Takus

kotawisataindonesia.com
Situs Candi Muara Takus merupakan situs candi Buddha yang terletak di di Riau. Di dalam kompleks ini terdapat beberapa bangunan candi yang disebut dengan Candi sulung /tua, Candi Bungsu, Mahligai Stupa dan Palangka. Para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan situs candi ini didirikan, namun candi ini dianggap telah ada pada zaman keemasan Sriwijaya, sehingga beberapa sejarahwan menganggap kawasan ini merupakan salah satu pusat pemerintahan dari kerajaan Sriwijaya.

2. Candi Muaro Jambi

suarapublic.blogspot.com
Situs Purbakala Kompleks Percandian Muaro Jambi merupakan sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Indonesia yang kemungkinan besar merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. Sejak tahun 2009 Kompleks Candi Muaro Jambi telah dicalonkan ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia.

3. Candi Biaro Bahal

wacananusantara.org
Candi Bahal, Biaro Bahal, atau Candi Portibi yang merupakan candi Buddha aliran Vajrayana terletak Sumatera Utara. Candi ini merupakan kompleks candi (dalam istilah setempat disebut biaro) yang terluas di provinsi Sumatera Utara, karena arealnya melingkupi kompleks Candi Bahal I, Bahal II dan Bahal III.

4. Gapura Sriwijaya

Candi ini terletak di sumatera selatan, dan sedang dalam proses penelitian oleh Koordinator Tim Napak Tilas Gapura Kerajaan Sriwijaya. Mereka menjelaskan di situs Rimba Candi ini keseluruhannya berjumlah 9 gapura. Namun yang baru ditemukan baru tujuh gapura. Kondisi seluruh gapura kerajaan Sriwijaya yang berada di situs Rimba Candi ini dalam keadaan roboh. faktor penyebab gapura tersebut roboh, kemungkinan diakbiatkan oleh faktor alam seperti gempa, erosi dan sebagainya.

5. Candi Kota Kapur

Jangan membayangkan candi di Kota Kapur seperti candi di Jawa yang megah. Lokasi struktur candi terkubur di antara tanaman karet, durian, dan kelapa sawit. Plastik hitam itu berfungsi melindungi batu dari pelapukan, sekaligus untuk mempermudah pencarian kalau suatu saat dilakukan penggalian. Keberadaan Situs Prasasti Kota Kapur sangat erat kaitannya dengan perairan Selat Bangka yang sering dilintasi oleh kapal-kapal nelayan setempat maupun asing. Menurut sejarah, pada tahun 1700-an di perairan yang jaraknya sekitar 21 mil dari Pantai Kota Kapur (Penagan) tersebut sering terjadi perampokan terhadap kapal-kapal yang melintas oleh para penyamun dan bajak laut yang bersembunyi di sekitar selat Bangka (Kota Kapur dan sekitarnya). Kabar mengenai merajalelanya para bajak laut terdengar oleh Raja Sriwijaya. Menyikapi kondisi tersebut, Raja Sriwijaya mengirimkan pasukan untuk memberantasnya. Utusan Raja Sriwijaya berhasil menaklukkan para perampok dan penyamun tersebut. Kemudian, agar tidak ada lagi gangguan terhadap kapal-kapal yang melintas dan juga membahayakan Kerajaan Sriwijaya, maka dibuatlah sebuah prasasti yang berisi tentang perjanjian para penyamun dengan Raja Sriwijaya. Ditempat ditemukanya prasasti inilah Candi Kota Kapur ditemukan.