Cerita rakyat dari jawa
Jawa Barat : Ki Rangga Gading, Sangkuriang, Lutung Kasarung, Asal Mula Nama Kota Cianjur, Legenda Danau Situ Bagendit, Putri Kandita, Legenda Karang Nini dan Bale Kambang, Asal Usul Nama Girilawungan, Asal Mula Nama Dayeuh Manggung.
Jawa Tengah : Jaka Tarub, Timun Emas, Jaka Kendhil, Aji Saka: Asal Mula Huruf Jawa, Legenda Gunung Wurung, Arya Penangsang, Ki Ageng Pandanaran, Legenda Kawah Sikidang, Dewi Sri – Dewi Kesuburan, Legenda Rawa Pening, Kisah Rara Mendut.
Jawa Timur : Calon Arang, Keong Emas, Ande Ande Lumut, Legenda Gunung Kelud, Jaka Seger dan Rara Anteng, Jaka Budug dan Putri Kemuning, Legenda Gunung Arjuna, Legenda Telaga Pasir, Damarwulan dan Minakjingga, Asal Usul Nama Kota Surabaya.
Keong mas adalah sebuah dongeng
dari Jawa, ada beberapa versi
dongeng Keong Emas.
Plot Cerita
Berikut beberapa versi dongeng
Keong Mas
Versi pertama Edited By ALOXOUR
Dongeng ini menceritakan tentang
Dewi Limaran, istri dari Pangeran
Raden Putra. Saat ia sedang
berjalan-jalan di taman, ia
menemukan sebuah keong di salah
satu bunga dan kemudian
melemparnya. Keong itu ternyata
adalah seorang penyihir jahat
yang sedang menyamar. Untuk
membalas dendam, si penyihir
mengubah sang putri menjadi
keong mas. Pada suatu hari,
seorang janda memancing di
suatu sungai. Saat ia pulang, ia
menemukan sebuah keong
berwarna emas di antara
tangkapannya. Keesokan harinya
saat ia pulang ke rumah, ia
mendapati rumahnya telah
dibersihkan seluruhnya. Karena
rasa ingin tahunya, keesokan
harinya, ia berpura-pura pergi ke
luar rumah, namun kemudian
mengintip kembali. Ia kemudian
melihat seorang anak perempuan
cantik sedang membersihkan
rumahnya. Saat ia menemukan ini,
ia mengerti apa yang terjadi dan
kemudian melempar cangkang
keong tersebut ke sungai untuk
mematahkan kutukannya.
Versi kedua
Raja Kertamarta adalah raja
dari Kerajaan Daha. Raja
mempunyai dua orang putri yang
bernama Dewi Galuh dan Candra
Kirana yang cantik dan baik.
Candra Kirana sudah ditunangkan
oleh putra mahkota Kerajaan
Kahuripan yaitu Raden Inu
Kertapati yang baik dan
bijaksana.
Tetapi saudara kandung Candra
Kirana yaitu Dewi Galuh sangat iri
pada Candra Kirana, karena Dewi
Galuh menaruh hati pada Raden
Inu. Dewi Galuh kemudian menemui
nenek sihir untuk mengutuk Candra
Kirana. Dia juga memfitnahnya
sehingga Candra Kirana diusir dari
Istana. Ketika Candra Kirana
berjalan menyusuri pantai, nenek
sihir pun muncul dan menyihirnya
menjadi keong emas dan
membuangnya ke laut. Tapi
sihirnya akan hilang bila keong
emas berjumpa dengan
tunangannya.
Suatu hari seorang nenek sedang
mencari ikan dengan jala, dan
keong emas terangkut. Keong
Emas dibawanya pulang dan
ditaruh di tempayan. Besoknya
nenek itu mencari ikan lagi dilaut
tetapi tak seekorpun didapat.
Tapi ketika ia sampai digubuknya
ia kaget karena sudah tersedia
masakan yang enak-enak. Sang
nenek bertanya-tanya siapa yang
memgirim masakan ini.
Begitu pula hari-hari berikutnya
sang nenek menjalani kejadian
serupa, maka karena penasaran,
keesokan paginya nenek pura-pura
ke laut, tetapi ia mengintip apa
yang terjadi, dan ternyata keong
emas berubah yang menjadi gadis
cantik yang kemudian memasak.
Kemudian nenek menegurnya ”
siapa gerangan kamu putri yang
cantik ? ” "Aku adalah putri
kerajaan Daha yang disihir
menjadi keong emas oleh
saudaraku karena ia iri kepadaku ”
jawab keong emas, dan kemudian
Candra Kirana berubah kembali
menjadi keong emas. Nenek itu
tertegun melihatnya.
Sementara pangeran Inu Kertapati
tak mau diam saja ketika tahu
Candra Kirana menghilang. Iapun
mencarinya dengan cara
menyamar menjadi rakyat biasa.
Nenek sihir pun akhirnya tahu dan
mengubah dirinya menjadi gagak
untuk mencelakakan Raden Inu
Kertapati. Raden Inu Kertapati
Kaget sekali melihat burung gagak
yang bisa berbicara dan
mengetahui tujuannya. Ia
menganggap burung gagak itu
sakti dan menurutinya padahal
raden Inu diberikan arah yang
salah. Diperjalanan Raden Inu
bertemu dengan seorang kakek
yang sedang kelaparan, diberinya
kakek itu makan. Ternyata kakek
adalah orang sakti yang baik Ia
menolong Raden Inu dari burung
gagak itu.
Kakek itu memukul burung gagak
dengan tongkatnya, dan burung
itu menjadi asap. Akhirnya Raden
Inu diberitahu dimana Candra
Kirana berada, disuruhnya raden
itu pergi kedesa dadapan. Setelah
berjalan berhari-hari sampailah ia
kedesa Dadapan Ia menghampiri
sebuah gubuk yang dilihatnya
untuk meminta seteguk air karena
perbekalannya sudah habis. Tapi
ternyata ia sangat terkejut,
karena dari balik jendela ia
melihatnya tunangannya sedang
memasak. Akhirnya sihirnya pun
hilang karena perjumpaan dengan
Raden Inu. Tetapi pada saat itu
muncul nenek pemilik gubuk itu dan
putri Candra Kirana
memperkenalkan Raden Inu pada
nenek. Akhirnya Raden Inu
memboyong tunangannya ke
istana, dan Candra Kirana
menceritakan perbuatan Dewi
Galuh pada Baginda Kertamarta.
Baginda minta maaf kepada
Candra Kirana dan sebaliknya,
Dewi Galuh mendapat hukuman
yang setimpal. Karena takut Galuh
Ajeng melarikan diri ke hutan,
dimana ia kemudian terperosok
dan jatuh ke dalam jurang.
Akhirnya pernikahan Candra
Kirana dan Raden Inu Kertapatipun
berlangsung. Mereka memboyong
nenek dadapan yang baik hati itu
ke istana dan mereka hidup
bahagia.