(1) Nasrudin berjalan di pasar sambil diikuti sekelompok pengikutnya.
(2) Apapun yang dilakukannya, para pengikutnya segera mengikuti. Setiap beberapa langkah, ia akan berhenti kemudian melambaikan tanyanya ke udara, menyentuh kakinya, dan melompat sambil berseru, ”Hu Hu Hu!” Pengikutnya juga berhenti dan melakukan persis sama seperti yang ia lakukan.
(3) Salah satu pedagang yang kenal dengan Nasrudin secara diam-diam bertanya kepadanya, ”Apa yang kamu lakukan, kawan lamaku? Mengapa orang-orang ini menirumu?” ”Aku menjadi Sheik Sufi,” jawabnya, ”Mereka ini adalah murid-muridku (pencari kebenaran spiritual). Aku menolong mereka untuk mencari pencerahan.”
(4) ”Bagaimana kamu tahu bilamana mereka telah mencapai pencerahan?” tanya si pedagang, ”Itu merupakan yang paling mudah!” jawab Nasrudin. ”Setiap pagi aku menghitung jumlah mereka.”
(5) Setiap orang yang tidak datang lagi mereka telah memperoleh pencerahan!
a. Siapakah partisipan utama dalam teks tersebut?
b. Tuliskan nomor paragraf yang terdapat kalimat sindiran pada teks tersebut!
c. Tuliskan nomor kalimat yang berupa abstraksi dari teks anekdot tersebut!
d. Apa yang dipikirkan Nasrudin mengacu pada bagian teks nomor (4)?
Cermati teks anekdot berikut!
Teks anekdot adalah cerita singkat dan lucu yang digunakan untuk menyampaikan kritik melalui sindiran lucu terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik.
Pembahasan
A. Siapakah partisipan utama dalam teks tersebut?
Partisipan adalah pelaku cerita.
Jadi, partisipan utama dalan teks tersebut adalah Nasrudin.
B. Tuliskan nomor paragraf yang terdapat kalimat sindiran pada teks tersebut!
Kalimat sindiran adalah kalimat yang mengandung pernyataan yang menimbulkan tawa, tetapi juga dapat menimbulkan kemarahan, isinya protes sosial dengan cara mengejek habis-habisan.
Nomor paragraf yang terdapat kalimat sindiran pada teks tersebut adalah nomor 4.
Pada nomor 4, pedagang menyindir dengan cara bertanya bagaimana ia mengetahui murid-muridnya telah mencapai pencerahan.
C. Tuliskan nomor kalimat yang berupa abstraksi dari teks anekdot tersebut!
Abstraksi adalah pendahuluan atau pengantar cerita.
Jadi, abstraksi dari teks anekdot adalah nomor 1 (Nasrudin berjalan di pasar sambil diikuti sekelompok pengikutnya).
D. Apa yang dipikirkan Nasrudin mengacu pada bagian teks no (4)?
Yang dipikirkan Nasrudin mengacu pada bagian teks no (4) adalah Nasrudin hanya berpikir sederhana dan tidak mau ambil pusing dalam menjawab pertanyaan pedagang tersebut.
————-
Detil jawaban
Kelas: X
Mapel: Bahasa Indonesia
Bab: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot (bab 3)
Kode: 10.1.3
Kata kunci: Nasrudin berjalan di pasar, siapakah partisipan utama dalam teks tersebut