Cerpen tema religius tolong kakk
Masih terngiang di kepalaku apa yang dikatakan oleh gadis tersebut dua tahun lalu “Mungkin ini sudah jalannya mas” kata sang gadis yang tidak lain adalah pujaan hatiku yang sebentar lagi akan menikah dengan juragan kambing karena hutang bapaknya yang telah menumpuk kepada juragan tua bangka tersebut. Aku tidak suka dengan ketamakan orang tersebut. Memberi pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi serta tempo yang dapat dibilang cukup singkat. Orang desa pun telah mengetahui hal tersebut tetapi, apa mau dikata jika ingin ke bank harus berjalan sejauh berpuluh kilometer untuk ke daerah kota.
“Tapi, apa kamu mau ka menikah dengan tua bangka lintah darat seperti dia!” kataku kepada gadis tersebut yang bernama rika sang pujaan hatiku.
“Ya, mau gimana lagi mas. Aku sudah tidak tahu lagi bagaimana cara melunasi hutang hutang bapakku.”
“Ditambah lagi hasil panen bapakku tahun ini tidak semelimpah seperti dulu, aku tidak ingin hutang bapakku tambah menumpuk lagi” sambungnya dengan muka tertunduk tanda pasrah.
“Sudah bertahun-tahun kita menjalin hubungan ini namun, kamu dengan mudahnya kamu pasrah dengan keadaan!” balasku. Terlihat digerak geriknya tanda akan menangis.
Sambil menangis ia berkata “Memangnya mas tahu keadaanku sekarang! Bapakku terlilit hutang dan panennya bahkan setengah saja tdak balik modal! ‘hiks hiks” katanya sambil menangis.
“Tungggu mas, mas akan merantau dan setellah mas sukses kita akan menikah. Dan semua utang bapakmu akan mas lunasi. Tunggulah.”
Tapi itu adalah janji dua tahun tahun lalu. Dia sekarang telah menikah dengan jurangan tersebut karena terpaksa dan kecewa (mungkin) dengan janji yang tidak dapat kutepati tersebut. Sekarang yang harus aku lakukan adalah pulang ke kampung dan menemui orangtuaku. Setelah bertahun tahun pergi merantau ke kota.