Cerpen tentang banjir
Pada suatu malam, hujan turun deras diiringi bunyi
petir yang turun menyambar. Langit berwarna kelam dan sesekali terang
terkena kilatan cahaya petir. Keesokan paginya, air mulai menggenangi
jalan – jalan, termasuk sebagaian jalan depan rumah Dayat. Bahkan,
sekolahnya sudah mulai kebanjiran. Alhasil, seklah diliburkan karena
memang hari Minggu, he..he..he
"Yat, sejak kapan rumahmu
punya kolam seluas ini?" tanya Doni keheranan saat tiba di rumah Dayat.
Sebenernya, Doni mau ngerjain PR bareng Dayat terus ngajak main sepak
bola di lapangan. Tapi, apa daya ternyata lapangan dan jalanan sudah
mulai banjir sampai diatas mata kaki Doni. Untungnya, air yang berwarna
kecoklatan itu belum terlalu tinggi hingga masuk ke rumah Dayat.
"Ini
belum seberapa Don, kalau hujannya lebih deras lagi mungkin bisa jadi
kolam renang," jawab Dayat yang cengengesan sambil bantuin Emaknya
ngepak barang – barang berharga buat jaga – jaga ngungsi. Rumah Dayat
memang salah satu tempat yang strategis buat kena banjir. Sekitar lima
langkah dari rumahnya, ada sungai yang menampung air hujan. Meskipun
begitu, Doni heran melihat si Dayat malah kelihatan senang kalau banjir.
"Kok kamu malah kelihatan seneng sih Yat?" tanya Doni
"Hehehe,
iya dong. Sebenernya Don, ada ga enaknya juga kalau banjir besar.
Barang – barang jadi basah semua rumah juga jadi kotor. Tapi, ada
beberapa hal yang buat aku senang saat banjir," jawab Dayat sembari
tersenyum.
"Apa tuh?" kembali Doni bertanya.
"Pertama, banjir itu baik buat penghematan Don. Soalnya jarang ada orang jualan yang lewat kalau pas lagi banjir, hahahahahah.."
"Dasar! Terus selain itu apalagi?" kejar Doni penasaran.
"Kedua,
kalau banjir aku jadi rajin buat bersih-bersih, jadi lumayan buat
dietku. Ketiga, aku bisa main air sambil berenang Don, mumpung nih ada
kolam renang gratis, ha.ha.ha.ha." ujar Dayat sekenanya.
"Oh
iya, yang keempat aku juga bersyukur Don, dari banjir ini, aku jadi
bisa lebih mensyukuri cuaca panas. Alhamdulillah juga, banjirnya belum
sampai masuk ke rumah," lanjutnya.
Mendengar jawaban Dayat yang polos, Emaknya tersenyum.
"Jangan
lupa nak, doakan juga orang – orang yang terkena banjir di tempat lain
Semoga mereka tabah dan selalu bersyukur. Dan lebih baik lagi kalau kita
bisa membantu mereka," tutur emak Dayat.
Doni paham sambil
manggut-manggut. Dalam hatinya, ia bersyukur rumahnya tidak kena banjir
sehingga tidak perlu repot – repot untuk mengungsi dan kerja bakti
beresin rumah.
"Don, kok bengong sih? bener kata Emak, ayo bantuin," kata Dayat dengan senyum isengnya.
"Oke
deh Yat, aku akan bantu dengan doa ya. Oh ya, buku – buku pelajaranmu
sekalian aku bantu untuk menyelamatkan dari banjir ya, tapi ajarin aku
mengerjakan PR ya heheehehe" balas Doni.
Semoga membantu ^_^