Ciri ciri sosiologi dan manfaatnya sosiologi

Posted on

Ciri ciri sosiologi dan manfaatnya sosiologi

Jawaban:

•Empiris

•Teoris

•kunulatif

•Non etis

manfaatnya sosiologi:

Manfaat dari sosiologi, yaitu:

Manfaat dari sosiologi, yaitu:Membantu seseorang agar lebih peka dan peduli terhadap permasalahan sosial yang terjadi. Menjadikan seseorang agar sadar terhadap keharmonisan masyarakat lingkungan sosialnya. Membantu seseorang untuk memperbaiki cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.

Penjelasan:

Ciri-ciri sosiologi

•Empiris, artinya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan didasarkan pada observasi terhadap kenyataan menggunakan akal sehat dan indra, sehingga hasilnya tidak bersifat spekulatif.

Sebagai contoh, sosiologi mempelajari tentang fenomena kemacetan di ibu kota Jakarta. Argumentasi yang muncul dari penelitian sosiologi, misalnya adalah kemacetan disebabkan oleh rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan transportasi publik yang dicetus pemerintah daerah.

•Teoritis, artinya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil pengamatan empiris. Abstraksi merupakan penarikan kesimpulan yang menjelaskan hubungan sebab-akibat dari gejala-gejala sosial yang diteliti.

Sebagai contoh, sosiologi menjelaskan adanya hubungan yang signifikan antara kemacetan dengan tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah yang rendah. Abstraksi yang dihasilkan merupakan pernyataan yang menegaskan pentingnya meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah untuk menanggulangi kemacetan.

Pernyataan tersebut tidak muncul begitu saja, melainkan melalui proses panjang penelitian sejak observasi hingga penarikan kesimpulan.

Dengan kata lain, masyarakat Jakarta yang merupakan pelaku kemacetan tidak percaya bahwa transportasi publik akan menciptakan kenyamanan baik secara pelayanan maupun akses. Dampaknya, masyarakat lebih suka naik kendaraan pribadi. Argumen tersebut diambil dari realitas objektif di lapangan dan bukan spekulasi kosong. Ketika argumentasi tersebut bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka unsur empiris telah dipenuhi oleh penelitian sosiolog

•Kumulatif, artinya sosiologi membangun argumen yang tidak turun begitu saja di ruang hampa, melainkan disusun atas teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Teori-teori tersebut merupakan hasil dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.

Sebagai contoh, penelitian sosiologi tentang kemacetan menghasilkan kesimpulan baru yang melibatkan kesimpulan-kesimpulan yang pernah dibuat sebelumnya. Misal, penelitian sebelumnya mengatakan bahwa penyebab macet adalah karena tingginya daya beli masyarakat, termasuk daya beli konsumsi mobil pribadi. Penelitian lain menyebutkan bahwa mobil memberikan prestige dan status yang menjanjikan buat penggunanya.

•Non etis, artinya sosiologi membahas suatu permasalahan sosial tanpa mempersoalkan nilainya, yaitu baik atau buruknya suatu persoalan yang dibahas. Sosiologi lebih berkepentingan untuk menjelaskan mengapa suatu fenomena terjadi. Penjelasan tersebut juga harus logis, mendalam, dan mudah dipahami.

Sebagai contoh, kemacetan sebagai masalah sosial dalam penelitian sosiologi tidak dinilai sebagai hal yang buruk. Sosiologi tidak berkepentingan untuk menjustifikasi bahwa kemacetan itu buruk. Tentu saja, tidak pula mengatakan bahwa kemacetan itu baik.

Sosiologi hanya menjelaskan mengapa kemacetan di ibu kota Jakarta bisa terjadi. Ketika penjelasannya mengatakan bahwa kemacetan bisa terjadi karena rendahnya tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah, sosiologi tidak pula menjustifikasi bahwa tingkat kepercayaan publik yang rendah itu buruk. Sosiologi bersifat non etis, artinya tidak menjustifikasi baik atau buruk suatu persoalan sosial