Contoh akuntabilitas dalam kehidupan sehari-hari..?

Posted on

Contoh akuntabilitas dalam kehidupan sehari-hari..?

Akuntabilitas

Pada hakikatnya mendefinisikan Akuntabilitas hampir sama dengan menjawab pertanyaan “telur atau ayam, yang mana yang lebih dulu ada?” Bahkan, Merill Collen, dalam buku yang disusun oleh H. Muhammad Irfan, Prinsip Good Governance 2006: 3) mengungkapkan pandangannya bahwa meskipun sering digunakan, akuntabilitas nampaknya seperti cerita kuno tentang gajah yang dilukis oleh tiga orang buta, masing-masing memegang bagian tubuh gajah yang berbeda sehingga menggambarkan gajah secara berbeda pula.” Begitulah perumpamaan tentang akuntabilitas, setiap orang memberi pengertian yang berbeda tergantung pada sudut pandang masing-masing.

Pengertian Akuntabilitas

Untuk melihat keragaman definisi akuntabilitas, berikut ini dikemukakan beberapa definisi akuntabilitas, diantaranya adalah sebagai berikut:

Accountability menurut Oxford Advance Learner's Dictionary, Oxford University Press, 1989 adalah required or expected to give an explanation for one's action. Sementara dalam kamus Inggris Indonesia oleh John M. Echols dan Hassan Shadly, PT Gramedia Jakarta, cetakan XIV, 1986 menyatakan, akuntabilitas adalah keadaan untuk dipertanggungjawabkan atau dimintai pertanggungjawaban, akuntabilitas terkandung kewajiban seseorang atau organisasi untuk menyajikan dan melaporkan segala tindak tanduk dan kegiatannya terutama di bidang administrasi keuangan kepada pihak yang lebih tinggi/atasan. Dalam hal ini terminologi akuntabilitas dilihat dari sudut pandang pengendalian tindakan pada pencapaian tujuan (Mostopa didjaja AR, 2000: 24).

Selain itu, J.B. Ghartey, 1987, dalam karya H. Muhammad Irfan “Good Governance” (2006: 1) juga mengemukakan bahwa akuntabilitas ditujukan sebagai cara memperoleh jawaban atas pertanyaan berhubungan dengan pelayanan apa, oleh siapa, kepada siapa, milik siapa, yang mana, dan bagaimana. Dengan demikian pertanyaan yang memerlukan jawaban tersebut antara lain: apa yang harus dipertanggungjawabkan, mengapa pertanggungjawaban harus diserahkan, kepada siapa pertanggungjawaban diserahkan, siapa yang bertanggung jawab terhadap berbagai bagian kegiatan dalam masyarakat, apakah pertanggungjawaban berjalan seiring dengan kewenangan, dan sebagainya. Konsep pelayanan ini dalam akuntabilitas belum memadai, oleh karena itu harus diikuti dengan jiwa kepemimpinan sejati pada pihak-pihak yang melaksanakan akuntabilitas.

Anang Armunanto (2005: 19) mendefinisikan akuntabilitas sebagai kewajiban memberikan pertanggung jawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seorang/badan hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berwenang untuk meminta keterangan dan pertanggungjawaban.

Berdasarkan beberapa pengertian konseptual akuntabilitas tersebut, terlihat bahwa setiap definisi mengandung relevansi yang tertuju pada perbaikan birokrasi publik untuk mewujudkan harapan-harapan publik. Untuk mewujudkannya, tampaknya bukan saja tergantung pada kemampuan birokrasi publik didalam mendefinisikan dan mengelola harapan-harapannya. Itulah sebabnya, dalam Good Governance diperlukan kontrol terhadap birokrasi publik agar dapat accountable. Selain itu, akuntabilitas dapat menjadi sarana untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dalam suatu kebijakan publik yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan bersama melalui suatu media pertanggungjawaban secara periodik