Contoh cerpen singkat berdasarkan strukturnya

Posted on

Contoh cerpen singkat berdasarkan strukturnya

Pak Guru oh Pak Guru

Di suatu kampung nelayan, sesosok Bapak Guru Muda yang baru saja hadir dari kota begitu bersemangat membentuk murid-muridnya terpelajar dan memiliki disiplin yang tinggi. Pada saat pertama kali bertatap muka, Sang Guru Muda mulai menyampaikan sejumlah peraturan kedisiplinan siswa.

“Anak-anak bapak yang bagus, bapak sangat senang dapat membina kalian di sini. Bapak harap, kita semuanya sama-sama mampu menjalankan aktifitas belajar dengan baik ke depannya. Oleh sebab itu, mulai sekarang tidak boleh ada lagi yang terlambat. Bapak pun tidak ingin mendapati kalian berangkat sekolah dengan penampilan kacau, dan kalian mesti merapikan rambut serta kuku-kuku kalian. Jangan ada rambut yang panjang terlebih lagi kuku. Besok pagi Bapak akan mengecek satu persatu”.

Dikeesokan harinya, Guru tersebut pun hadir pagi pagi sekali. Dia mau mengamati kesungguhan siswanya tersebut mengikuti perintahnya. Anak-anak pun hadir satu per satu dengan tepat waktu, perasaan pak Guru pun gembira, “Sungguh hebat murid murid saya”, ucapnya di dalam hati.//

Setibanya ia memasuki ruangan kelas, mata Pak Guru Muda itu menatap rambut-rambut siswa. Lagi-lagi ia senang, karena para murid mematuhi perintahnya. Ia membayangkan betapa nikmatnya mengajari anak-anak yang mau mendengarkan kata-katanya, “Anak-anak hebat” ujarnya.

Lalu pandangan pak Guru berganti ke arah kuku-kuku masing masing muridnya. Ia pun terkejut sebab menemukan 75% siswanya tidak memotong kuku. Mukanya menjadi mengesut, terlihat tanda kekesalan yang keluar dari matanya.

“ Para Murid-muridku, kalian menyimak tidak apa yang bapak bilang kemarin kan?”
“Iya, Pak” jawab anak-anak secara bersamaan dan kompak.
“Bapak bilang apa?”
“Bapak bilang kami patut belajar disiplin, hadir dengan tepat waktu. Berpakaian sopan dan rapi serta potong kuku dan rambut” Jawab para murid-murid.

“Bapak gembira kalian sudah memperhatikan bapak, kalian sudah rapi, hadir tepat waktu, dan telah ada yang menggunting rambut. Namun mengapa tidak sekaligus kamu semua memotong kuku? mengapa kalian menurutinya dengan setengah hati?.”

Diantara salah satu siswa yang berada di bangku paling depan mengacungkan jari telunjuknya seraya bilang “Jika saya diperkenankan mewakili teman-teman, Pak Guru. Kami semua bersedia dan mau untuk mematuhi Pak Guru, datang tepat waktu, memotong kuku dan rambut.

Akan tetapi yang terakhir kami tidak dapat melakukannya Pak Guru. Kami semua merupakan anak-anak nelayan, habis pulang sekolah, kami terbiasa menolong orang tua kami untuk mengupas kulit kerang. Seandainya kami memotong kuku kami, maka kami tidak dapat kembali menolong orang tua kami.” Guru Muda tersebut kaget, Ucapan yang baru saja ia dengar menyadarkan dirinya mengenai hal baru.

Melakukan profesi sebagai guru tidaklah sesuatu yang ringan. Guru tidaklah termasuk sosok pemahat patung yang dengan gampangnya memahat kayu jadi karya yang indah. Guru pula bukanlah file komputer yang tetap secara berulang ulang meng-copy paste semua memori buat dipindahkan ke otak murid-murid.

Untuk melaksanakan profesinya, Guru tidak lagi berhadapan dengan barang kosong yang mengisinya dengan sesuka hati. Namun yang dia hadapi merupakan anak manusia yang memiliki perasaan, emosi, perasaan serta pengalaman dunia yang beraneka macam.

Dengan demikian, disamping sungguh sungguh ahli dalam penguasaan pelajaran dan cekatan berkomunikasi. Guru harus punya kepekaan sosial atas apa yang dialami murid. Di lapangan, kadang kadang tidak cocok dengan teori yang dipelajari ketika “belajar di kampus”. Pada keadaan tersebut, Guru mesti sanggup menanggalkan teori yang biasa dan bertindak dengan metode yang baru.

Di sinilah perlu kebijakan sesosok guru, kesanggupan yang dapat menimbang antara melaksanakan prinsip umum atau mengalah dengan mengamati keadaan yang beragam dan tidak sesuai. Semestinya Seorang guru mengetahui, kalau di dunia ini ada banyak jalan untuk meraih cita-cita.

Banyak pengertian yang berganti, pada tempat dan kondisi yang tidak sa