Contoh perjuangan di plomasi
1. Pertemuan Soekarno – Van Mook
Tokoh: Pihak Indonesia: Soekarno, Moh. Hatta, Ahmad Soebardjo, H.Agus Salim.. Pihak Belanda: Van Mook, Van Der Plas..
Tanggal: 25 Oktober 1945
Tempat: ?
Hasil: Van Mook mengemukakan masalah Indonesia, menjadi negara persemakmuran berbentuk federal dan memasukkan Indonesia ke dalam anggota PBB
2. Pertemuan Sjahrir – Van Mook:
Tokoh: Pihak Sekutu: Jend. Christison.. Pihak Belanda: Van Mook.. Pihak Indonesia: Sutan Sjahrir
Tanggal: 17 November 1945
Tempat: Markas Besar Tentara Inggris, Jl. Imam Bondjol No. 1, Jakarta
Hasil: gagal.
3. Perundingan Sjahrir – Van Mook:
Tokoh: Pihak Inggris (penengah): Sir Archibald.. Pihak Belanda: Van Mook.. Pihak Indonesia: Sutan Sjahrir
Tanggal: 10 Februari 1946
Tempat: Jakarta, Indonesia
Hasil:
– Van Mook: Indonesia negara commonwealth (berbentuk federasi), urusan dalam negeri di atur Indonesia, urusan luar negeri di atur Belanda,
– Sjahrir: Indonesia harus diakui, urusan luar negeri diatur oleh Indonesia dan Belanda (ditolak)
– Sjahrir: Belanda harus mengakui de facto RI, RIS, RIS bersama” dg peserta dalam ikatan negara belanda
4. Perundingan di Hooge Veluwe:
Tokoh: delegasi RI: mr. suwandi, dr. sudarsono, mr. prianggodigdo.. delegasi belanda: van mook, prof. logemann, idenburgh, van royen, van asbeck, sultan hamid II, surio santosa.. penengah: Sir Archibald
Tanggal: 14-26 April 1946
Tempat: Hooge Veluwe, Belanda
Hasil: tidak ada, karena belanda menolak hasil perundingan antara Sjahrir – Van Mook sebelumnya..
5. Perundingan Linggarjati:
Tokoh: belanda: prof. scermerhorn, max van pool, de baer, van mook.. indonesia: sutan sjahrir, moh. roem, amir syarifudin, soesanto t, gani, ali boediarjo.. penengah: Lord Killearn
tanggal: 10 November 1946
tempat: Linggarjati, Indonesia
Hasil:
Belanda harus mengakui RI secara de facto dan meninggalkannya paling lambat 1 januari 1949
Belanda – Indonesia kerjasama memberntuk RIS
RIS dan Belanda membentuk uni Indonesia – Belanda
kedudukan RI kuat di mata internasional karena Inggris dan Amerika telah mengakui RI secara de facto. tp, belanda melakukan Agresi Militer I, 21 Juli 1947
6. Perundingan Renville:
Tokoh: Indonesia: Amir Syarifudin.. Belanda: Abdulkadir Widjodjoatmodjo
Tanggal: 8 Desember 1947
Tempat: Kapal USS Renville, milik Amerika
Hasil:
RI harus mengakui kedaulatan Belanda di Hindia-Belanda untuk mengakui NIS
Diadakan pemungutan suara untuk mengetahui apakah rakyat ingin bergabung dg RI atau belanda
Tiap negara bagian berhak tinggal di luar NIS dan mengadakan hubungan
ada perbedaan pendapat antara wakil tinggi mahkota belanda dg Van Mook dan menyatakan tidak terikat dg perjanjian apapun. maka, dilaksanakanlah Agresi Militer II, 18 Desember 1948
7. Persetujuan Roem-Royen:
Tokoh: Indonesia: Moh. Roem.. Belanda: Van Royen
Tanggal: 7 Mei 1948
Tempat: hotel des indes, Jakarta
Hasil:
Mr. Roem: menghentikan perang gerilya, bekerjasama mengembalikan perdamaian, ikut menghadiri KMB
Van Royen: pemerintah RI kembali ke yogyakarta, penghentian gerakan militer dan pembebasan tahanan, tidak akan mengakui negara dalam kekuasaan RI sebelum tanggal 19 Desember 1948, setuju RI bagian dr NIS, berusaha agar KMB ada
8. Konferensi Meja Bundar (KMB):
Tokoh: ketua: Willem Drees.. Indonesia: Moh. Hatta.. Belanda: Van Marseveen.. Mediator: Chritchley.. BFO: Sultan Hamid II
Tanggal: 23 Agustus-2 November 1949
Tempat: Den Haag, Belanda
Hasil:
Belanda mengakui kedaulatan RI akhir Desember 1949
Penyelesaian masalah Irian Barat ditunda 1 tahun
RIS dan Belanda mengadakan hubungan uni Indonesia-Belanda, diketuai oleh Ratu Belanda
Penarikan mundur tentara Belanda
Pembentukan APRIS dg TNI sbg. intinya