Contoh sayuran yang memiliki anti oksidan tinggi
Bayam
Bawang putih
Tomat
Wortel
Daun bawang
Bok choy
Asparagus
Jawaban:
Bayam
Bayam mengandung lutein tinggi. Penelitian membuktikan, orang yang sering mengonsumsi bayam akan sedikit mengalami gangguan mata seperti degenerasi makula dan katarak. Lutein melindungi retina mata dari paparan sinar matahari dan radikal bebas yang dapat merusak mata.
Agar manfaat antioksidan pada bayam berfungsi optimal pada tubuh, sebaiknya buat tumisan atau sayur bening. Untuk menumis bayam, gunakan minyak zaitun.
Bawang putih
Kandungan sulfur pada bawang putih membuat aromanya khas cenderung menyengat. Aroma menyengat ini punya fungsi melawan penyakit. Zat sulfur pada bawang putih bisa mengendalikan tekanan darah dan radikal bebas di dalam pembuluh darah yang dapat menyebabkan pembekuan darah. Bahkan antioksidan yang ada di dalam bawang putih juga dapat menghalau berbagai jamur dari dalam tubuh.
Cara paling tepat untuk menikmati semua manfaat bawang putih adaha dengan memanggangnya. Dengan begitu, khasiat anti-oksidan pada bawang putih juga tidak menghilang akibat pengolahan yang salah.
Tomat
Tomat mengandung banyak antioksidan. Tak heran jika tomat bisa menekan banyak risiko gangguan kesehatan seperti gangguan mata, paru-paru, usus, payudara, hingga prostat. Kandungan antioksidan yang paling banyak ditemui dalam tomat adalah likopen, keluarga karotenoid dan betakaroten yang bertugas melindungi mata. Dalam tomat juga terdapat glutation yang membantu membentuk sistem pertahanan imunitas terbaik.
Khusus untuk tomat, cara ideal menikmatinya adalah dengan menggorengnya. Manfaat likopen pada tomat akan lebih optimal jika sayuran ini dipanaskan menggunakan minyak. Ini karena likopen larut lemak sehingga dengan menambah minyak dalam pengolahannya akan memudahkan penyerapan. Meski begitu pemilihan minyak harus tepat, di antaranya minyak zaitun atau bekatul agar kadar kolesterol tetap aman.
Wortel
Wortel kaya karotenoid yang dapat melindungi sel mata dari radikal bebas. Sayuran ini juga bisa melindungi tenggorokan, paru-paru, jantung, payudara, dan usus dari sel kanker.
Cara mengolah wortel juga menentukan kualitas anti-oksidan di dalamnya. Alih-alih mengonsumsi wortel mentah, sebaiknya rebus wortel sebelum menikmatinya. Penelitian membuktikan, wortel yang direbus memiliki kandungan anti-oksidan tinggi dibanding yang mentah. Proses pemanasan wortel justru mengaktifkan rantai anti-oksidan.
Daun bawang
Daun bawang punya banyak khasiat dengan kandungan sulfur di dalamnya, selain flavonoid yang merupakan zat pewarna hijau pada tumbuhan.
Sayuran beraroma kuat ini juga kaya vitamin C. Dalam 1,8 ons daun bawang terdapat 2,18 mg vitamin C. Menurut National of Health Institute, Amerika Serikat, jumlah ini telah memenuhi 3,63 persen kebutuhan vitamin C satu hari.
Kandungan anti-oksidan pada daun bawang tidak hanya disumbangkan dari vitamin C tapi juga vitamin B kompleks dan vitamin A. Rutin mengonsumsi daun bawang bisa melindungi tubuh dari gangguan pembuluh darah dan menjaga gula darah tetap stabil.
Cara mengolah daun bawang, seperti sayuran mengandung allium lainnya, adalah dengan segera masukkan ke dalam masakah lima menit setelah dipotong kecil. Tujuannya, agar semua bahan aktif dalam daun bawang tidak terbuang akibat teroksidasi. Pilih daun bawang berwarna hijau pekat dan batang putih.
Bok choy
Bok choy merupakan golongan kol dengan kandungan vitamin A, C, dan kalsium yang sangat tinggi. Dalam bok choy juga terdapat indole dan thiol yang merupakan enzim pembentuk antioksidan. Keduanya bersama sulfur dalam bok choy melindungi tubuh dari kanker payudara, kanker usus, dan kanker ovarium. Indole dan thiol dalam bok choy membantu tubuh dalam proses metabolisme estrogen.
Agar manfaat bok choy tidak hilang, jangan masak bok choy terlalu matang karena bisa menghancurkan indole dan thiol. Cukup masak hingga setengah matang dengan panas rendah agar anti-oksidan dan vitamin di dalam bok choy tetap terjaga.
Asparagus
Menurut National Cancer Institute di Amerika Serikat, asparagus adalah tumbuhan paling banyak mengandung glutation yang merupakan enzim pembentuk anti-oksidan. Bisa dipastikan asparagus ampuh melawan sel kanker.
Asparagus juga berkalori rendah. Per 150 gram asparagus hanya terdapat 20 kalori. Tak hanya itu, asparagus juga berkhasiat untuk saluran pencernaan. Di dalam sayuran ini terdapat salah satu bentuk karbohidrat bernama inulin. Sistem pencernaan tidak mengolah inulin, sehingga inulin menjadi bahan makanan bakteri baik di usus. Dengan begitu, bakteri baik berkembang biak dengan cepat. Dampaknya sistem kekebalan tubuh semakin kuat.
Asparagus bisa dikonsumsi dengan berbagai cara, kukus, rebus, panggang, bahkan dimakan mentah. Namun pastikan pucuknya tidak rusak karena di bagian inilah terdapat banyak asam folat yang mencegah dari gangguan kardiovaskular.