Dalam menghadapi perlawanan rakyat banten, voc menerapkan politik devide et impera, yaitu

Posted on

Dalam menghadapi perlawanan rakyat banten, voc menerapkan politik devide et impera, yaitu

Jawaban:

A.Kalau tanya orang:

Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji

B.Kalau tanya arti dari politik devide et impera:

(politik adu domba)

Penjelasan:

A.Sultan Abdulfattah atau yang lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa menjadi pemimpin Kesultanan Banten ketika ia menggantikan Abumaali Achmad. Sultan Ageng Tirtayasa adalah seorang raja yang sangat anti terhadap kekuasaan asing. Pada masa pemerintahannya, terjadi perlawanan terhadap kekuasaan VOC di Banten. Untuk menghadapi perlawanan rakyat Banten, VOC menerapkan politik devide et impera (politik adu domba). Dampak dari politik ini menyebabkan perselisihan dalam lingkungan istana Kesultanan Banten, yaitu perselisihan antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji. Pertikaian ini dimanfaatkan VOC dengan cara membantu Sultan Haji untuk mengakhiri kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa. Setelah kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa berakhir, kekuasaan VOC di Banten semakin kuat dan Banten mengalami kemunduran.

B.Politik pecah belah, politik adu domba, atau divide et impera adalah kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih mudah ditaklukkan.

Sekian jawaban dari Saya,Kalau ada salah dalam pengetikan mohon dimaafkan

                         

                                               *SELAMAT BELEJAR*

#JADI JUARA

DENDIMONE