Dalam persaingan penjualan barang, penjual akan menggunakan berbagai cara agar produknya mudah dikenali masyarakat. Pada umumnya, apabila brand suatu produk telah melekat di ingatan masyarakat, produk tersebut akan selalu disebutkan walaupun itu bukanlah brand yang dimaksudkan. Contohnya adalah produk air minum kemasan dengan brand “AQUA”. Ketika kita sebagai konsumen akan membeli air minum kemasan, kita cenderung untuk menyebut akan membeli ”AQUA”. Padahal, penjual tidak menjual air minum dengan brand AQUA dan kita diberikan brand air minum lain (contohnya “PRIMA”). Contoh lainnya adalah deterjen. Pembeli cenderung mengatakan akan membeli “RINSO”, padahal yang dibeli adalah brand lain. Pertanyaannya: Menurut anda, Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Apa faktor yang mendasari hal tersebut!​

Posted on

Dalam persaingan penjualan barang, penjual akan menggunakan berbagai cara agar produknya mudah dikenali masyarakat. Pada umumnya, apabila brand suatu produk telah melekat di ingatan masyarakat, produk tersebut akan selalu disebutkan walaupun itu bukanlah brand yang dimaksudkan. Contohnya adalah produk air minum kemasan dengan brand “AQUA”. Ketika kita sebagai konsumen akan membeli air minum kemasan, kita cenderung untuk menyebut akan membeli ”AQUA”. Padahal, penjual tidak menjual air minum dengan brand AQUA dan kita diberikan brand air minum lain (contohnya “PRIMA”). Contoh lainnya adalah deterjen. Pembeli cenderung mengatakan akan membeli “RINSO”, padahal yang dibeli adalah brand lain. Pertanyaannya: Menurut anda, Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Apa faktor yang mendasari hal tersebut!​

Jawaban : har tersebut terjadi karena keterbiasaan manusia , keterbiasaan atau kebiasaan dalam menyebut suatu barang susah diubah oleh manusia

Penjelasan: