Dari riwayat kerajaan- kerajaan di jawa, tunjukan minimal tiga fakta yang mencerminkan adanya toleransi beragama dalam kerajaan
Fakta yang menminkan toleransi beragama:
Contoh pelaksanaan toleransi antara umat beragama dapat kita lihat seperti:
a, Membangun jembatan,
b. Memperbaiki tempat-tempat umum
, c. Membantu orang yang kena musibah banjir,
d. Membantu korban kecelakaan lalu-lintas.
Ada tiga macam sikap toleransi, yaitu:
a. Negatif : Isi ajaran dan penganutnya tidak dihargai. Isi ajaran dan penganutnya hanya dibiarkan saja karena dalam keadaan terpaksa.
Contoh : PKI atau orang-orang yang beraliran komunis di Indonesia pada zaman Indonesia baru merdeka.
b. Positif : Isi ajaran ditolak, tetapi penganutnya diterima serta dihargai.
Contoh : Anda beragama Islam wajib hukumnya menolak ajaran agama lain
didasari oleh keyakinan pada ajaran agama Anda, tetapi penganutnya atau
manusianya Anda hargai.
c. Ekumenis : Isi ajaran serta penganutnya dihargai,
karena dalam ajaran mereka itu terdapat unsur-unsur kebenaran yang
berguna untuk memperdalam pendirian dan kepercayaan sendiri.
Contoh : Anda dengan teman Anda sama-sama beragama Islam atau Kristen tetapi
berbeda aliran atau paham.
1. Candi Jawi
Toleransi beragama dapat dilihat pada Candi Jawi di Jawa Timur. Atap
candi yang berbentuk stupa atau genta, menandakan bangunan suci agama
Buddha. Sementara di halaman candi pernah ditemukan sejumlah arca
seperti Durga, Siwa, Ganesa, Mahakala, dan Nandiswara yang mewakili
agama Hindu.
Kitab kuno Nagarakretagama pernah menyebutkan suatu bangunan Jajawa
(identik dengan Candi Jawi) sebagai tempat pendharmaan Raja Singasari
Kertanegara (1268-1292) dalam perwujudannya sebagai Siwa-Buddha. Siwa
adalah salah satu dewa Trimurti dalam agama Hindu. Ditinjau dari
kacamata arkeologi, candi Jawi termasuk unik dan langka karena mewakili
dua agama sekaligus.
2. Menara Masjid Kudus
Bukan hanya toleransi Hindu-Buddha yang tercipta waktu itu. Toleransi
Islam-Hindu juga kerap terlihat, antara lain pada menara Masjid Kudus.
Bangunan itu terbuat dari bata tanpa lepa (semacam perekat). Teknik
konstruksi demikian sangat populer pada masa pra-Islam.
Beberapa pakar menyebutkan Menara Kudus mirip candi di Jawa Timur,
terlebih karena bangunan itu menghadap ke Barat. Kaki bangunannya yang
bertingkat-tingkat dipandang merupakan pengaruh dari masa Majapahit. Ada
juga pakar yang menafsirkan Menara Kudus mirip bangunan kulkul di Bali.
Banyak ornamen masjid yang diperkaya dengan seni hias Arab, Cina,
Vietnam, dan Eropa, semakin menunjukkan kemajemukan kala itu sangat luar
biasa.
3. Makam Kuno Tralaya
Di Jawa Timur, adanya toleransi beragama diperlihatkan oleh makam kuno
Tralaya di Trowulan. Sejumlah batu nisan pada kompleks makam Islam itu
bertuliskan huruf Jawa Kuno dan Arab pada tiap sisi, berupa tahun Saka
dan gambar sinar matahari yang biasa dijumpai pada hasil seni Majapahit.
Huruf Jawa Kuno dan tahun Saka merupakan pengaruh India yang sering
diidentikkan dengan agama Hindu dan Buddha.