Drama komedi pendek untuk tiga orang laki laki
Naskah drama komedi kali ini bercerita tentang dua siswa yang sering terlambat masuk sekolah. Ada tiga karakter, yaitu dua orang siswa bernama Iwan dan Baim, serta seorang guru.
Terlambat Lagi
Terlambat masuk sekolah bukan hal yang tidak biasa bagi Iwan dan Baim. Meskipun begitu, mereka tetap saja cemas kalau mereka berangkat kesiangan. Suatu hari, mereka merasa kalau dirinya akan terlambat. Sambil perjalanan menuju ke sekolah, mereka memikirkan alasan keterlambatan mereka, dengan harapan guru mereka bisa memaklumi mereka.
Iwan: Im, gimana nih? Kayakya hari ini kita terlambat lagi.
Baim: Kamu sih tadi nongkrongnya kelamaan.
Iwan: Gimana nih nanti kalau kita ditanya alasan kita terlambat?
Baim: Kita jawab saja karena nunggu bus terlalu lama.
Iwan: Alasan itu sudah sering kita pakai. Mana mungkin guru kita percaya?
Baim: Gimana kalau kamu bilang ibu kamu sakit, terus kamu harus bantu ibu?
Iwan: Aku nggak berani kalau kayak gitu. Itu sama saja mendoakan.
Baim: Cuma alasan doang aja takut kayak gitu.Iwan: Kamu berani nggak?
Baim: Aku bukannya takut, tapi nggak berani.
Iwan: Sama aja.
Baim: Beda kali. Nggak berani bukan berarti nggaktakut.
Iwan: Malah jadi bahas yang nggak penting gini. Coba pikir lagi kira-kira apa alasannya.
Beberapa waktu kemudian akhirnya mereka berhasil mengarang alasan keterlambatan mereka.Bus yang mereka tunggangi telah sampai di sekolah. Mereka berlari menuju ke ruang kelas mereka.
Beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan pintu.
Guru: Masuk.
Iwan dan Baim masuk ke ruang kelas dengan kepala menunduk.
Guru: Kenapa kalian berdua terlambat lagi?
Iwan: Itu, Pak. Tadi saya… (dengan gugup). Tadi saya nganter adik saya yang masih SD.
Guru: Aku tidak percaya. Gerak-gerik kamu menunjukkan kalau kamu itu berbohong.
Iwan: Dari mana Bapak tahu?
Guru: Tadi aku lihat adik kamu berangkat sendiri, tidak bersama kamu.
Iwan: Salah lihat kali, Pak.
Guru: Tidak, itu memang adik kamu.
Iwan: Berarti Pak Guru juga bohong. Lha wong saya nggak punya adik.
Guru: Kamu mencoba mempermainkan saya ya? Sekarang kamu berdiri di depan kelas sampai jam pelajaran saya usai. Baim, apa alasan kamu terlambat?
Iwan: Saya ingat pepatah biajk, Pak.
Guru: Maksud kamu kalau kamu terlambat masuk kelas itu perbuatan bijak?
Iwan: Bukan begitu, Pak. Saya cuma ingat pepatah “tidak ada kata terlambat untuk menuntut ilmu”. Saya datang ke sekolah kan untuk menuntut ilmu, jadi nggak apa-apa dong kalau saya terlambat.
Guru: Maksud pepatah itu bukan begitu. Kamu salah pengertian. Aku sudah bosan lihat kamu datang terlambat. Memangnya kamu tidak bisa cari solusi biar kamu datang lebih cepat?
Iwan: Gimana kalau bel tanda masuk dibunyikan setelah aku datang ke sekolah, biar saya nggak terlambat?
Guru: Memangnya sekolah ini sekolah Bapakmu? Sekarang kamu berdiri di depan kelas selama jam pelajaran saya. Baim, kamu boleh duduk.
Baim: Terima kasih, Pak.
Guru: Tapi nanti, kalau jam pelajaran saya selesai.
(Terdengar suara tawa murid-murid di kelas.)
Akhirnya Iwan dan Baim dihukum oleh guru mereka harus berdiri di depan kelas sampai jam pelajaran selesai.