Ilmu pengetahuan bersifat empiris berdasarkan

Posted on

Ilmu pengetahuan bersifat empiris berdasarkan

Selain memiliki unsur-unsur ilmu pengetahuan, harus juga memiliki sifat-sifat yang wajib diketahui, diantaranya: a. Rasional b. Empiris c. Fakta dan Teori d. Universal e. Akumulati

Secara etimologis, sosiologi berasal dari bahasa latin dan yunani. Bahasa latin "socius" yang berarti teman, kawan, atau masyarakat.

■Sosiologi bersifat empiris, berarti bahwa sosiologi didasarkan pada pengalaman-pengalaman dari hasil observasi (pengamatan) terhadap kenyataan dan akal sehat sehingga hasilnya tidak bersifat spekulatif. Pengalaman berarti merupakan hasil dari serapan pancaindra manusia, yang dialaminya dalam kehidupan sosial. Sebelum menjadi ilmu, sosiologi juga harus melalui proses yang disebut penalaran yang berarti bersifat rasional atau sesuai dengan akal budi manusia.
■Sosiologi bersifat teoritis, berarti bahwa ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi yang merupakan kerangka dari unsur-unsur yang bertujuan menjelaskan hubungan sebab akibat sehingga menjadi sebuah teori. Teori biasanya terdiri atas dua fakta adalah sesuatu yang dapat diamati dan diuji secara empiris. Maka dalam bentuk yang paling sederhana, teori adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang telah diuji kebenarannya.
■Sosiologi bersifat kumulatif. Kumulatif berasal dari kata Latin cumulare yang berarti menumbun, menumpuk, makin lama makin besar. Artinya, teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori yang lama. Misalnya, sosiologi pendidikandan dikaitkan dengan teori keluarga, karena dalam keluarga mengandung unsur pendidikan.
■Sosiologi bersifat non etik, berarrti dalam melihat suatu fakta, sosiologi tidak menilai sesuatu dari keburukan ataua kebaikannya. Namun secara objektif, sosiologi melihat suatu fakta melalui analisis tentang sebab yang mendasari fakta tersebut maupun tujua dilakukannya analisis. Misalnya, dalam melihat fenomena tentang anak jalanan, jangan dilihat baik buruknya pekerjaan tersebut dalam kacamta masyarakat awam, tetapi lihatlah sebab terjadinya fenomena tersebut.