Informasi penting dalam novel mangir..​

Posted on

Informasi penting dalam novel mangir..​

Informasi penting dalam novel mangir..​

Novel sejarah adalah karangan prosa panjang yang bertemakan sejarah yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

Pembahasan

Struktur novel sejarah Mangir karya Pramoedya Ananta Toer adalah

Kutipan:

Di bawah bulan malam ini, tiada setitik pun awan di langit. Dan bulan telah terbit bersamaan dengan tenggelamnya matari. Dengan cepat ia naik dan kaki langit, mengunjungi segala dan semua yang tersentuh cahayanya. Juga hutan, juga laut, juga hewan dan manusia. Langit jernih, bersih, dan terang. Di atas bumi Jawa lain lagi keadaannya gelisah, resah, seakan-akan manusia tak membutuhkan ketenteraman lagi.

1. Abad Keenam Belas Masehi

Bahkan juga laut Jawa di bawah bulan purnama sidhi itu gelisah. Ombak-ombak besar bergulung-gulung memanjang terputus, menggunung, melandai, mengejajari pesisir pulau Jawa. Setiap puncak ombak dan riak, bahkan juga busanya yang bertebaran seperti serakan mutiara-semua-dikuningi oleh cahaya bulan. Angin meniup tenang. Ombak-ombak makin menggila.

Sebuah kapal peronda pantai meluncur dengan kecepatan tinggi dalam cuaca angin damai itu. Badannya yang panjang langsing, dengan haluan dan buritan meruncing, timbul-tenggelam di antara ombak-ombak purnama yang menggila. Layar kemudi di haluan menggelembung membikin tunas menerjang serong gunung-gunung air itu-serong ke barat laut. Barisan dayung pada dinding kapal berkayuh berirama seperti kaki-kaki pada ular naga. Layarnya yang terbuat pilinan kapas dan benang sutra, mengilat seperti emas, kuning dan menyilaukan.

Struktur: Orientasi

Keterangan: Berisi penjelasan tentang latar waktu dan dan situasi cerita yang akan diceritakan yaitu di Laut Jawa pada abad keenam belas masehi.

(untuk struktur berikutnya, saya tuliskan nomor paragrafnya saja)

Kutipan: Paragraf 4

Struktur: Pengungkapan peristiwa

Keterangan: Peristiwa yang diungkapkan merupakan peristiwa penyebabnya konflik yang berkepanjangan, yaitu ketika Patragading membawa berita bahwa Balatentara Demak di bawah Adipati Kudus memasuki Jepara tanpa pemberitahuan

Kutipan : Paragraf 5-11

Struktur: Puncak konflik

Keterangan: Pada bagian ini banyak peristiwa besar yang menyebabkan permasalahan semakin rumit, yaitu terbunuhnya Bupati Jepara dan dibongkarnya bangunan batu di wilayah kota.

Kutipan: Paragraf 12

Struktur: Resolusi

Keterangan: Penyelesaian konflik pada permasalahan ini adalah para musafir bermusyawarah dan membentuk utusan menghadap Sutan.

Kutipan: Paragraf 13

Struktur: Koda

Keterangan: Pada bagian akhir, penulis menutup dengan kesimpulan: Kalau Trenggono tetap tak punya sikap, jelas dia tak punya sesuatu urusan dengan Islam.

Kutipan: Paragraf 14

Struktur: orientasi

Keterangan: Berisi penjelasan tentang latar waktu dan dan situasi cerita yang akan diceritakan yaitu situasi antara Sultan Trenggono dengan ibunya.

Kutipan: Paragraf 15

Struktur: Pengungkapan perstiwa

Keterangan: Peristiwa yang diungkapkan merupakan peristiwa penyebabnya konflik yang berkepanjangan, yaitu Sultan Trenggono membangun pasukan daratnya tanpa memperdulikan keselamatan ibunya.

Kutipan paragraf 15 (Ia sendiri ikut dalam latihan-latihan ini.)

Struktur: Menuju konflik

Keterangan: Pada bagian ini banyak peristiwa besar yang menyebabkan permasalahan semakin rumit, yaitu Sultan Trenggono ikut serta dalam latihan-latihan tersebut.

Kutipan: Paragraf 16-17

Struktur: Puncak konflik

Keterangan: Pada bagian ini banyak peristiwa besar yang menyebabkan permasalahan semakin rumit, yaitu ketika Sultan Trenggono berkata bahwa tapak kuda Demak akan menguasai seluruh Tanah Jawa.

Kutipan: Paragraf 17 (Seluruh Tuban kembali dalam ketenangan dan kedamaian …..)

Struktur: Resolusi

Keterangan: Penyelesaian konflik pada permasalahan ini adalah Sang Patih Tuban digantikan oleh Kala Cuwil, yang kemudian dikenal dengan Wirabumi.

Kutipan: Paragraf 17 (Sang Adipati telah menjatuhkan titah: ….)

Struktur: Koda

Keterangan: Pada bagian akhir, penulis menutup dengan kesimpulan: Kapal-kapal Tuban diijinkan berlabuh di Malaka ataupun di Pasai