Isi kandungan dari surah asy-suara ayat 214-216 jelaskan.?
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah Swt memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk memberikan keterangan (ajakan) beriman kepada Allah Swt untuk kalangan keluarga dekatnya. Ayat ini mengajarkan kepada Rasulullah dan umatnya agar tidak mengenal pilih kasih/memberi kemudahan kepada keluarga dalam hal pemberian peringatan, tidak ada kebal hukum, tidak terbebaskan dari kewajiban, dan tidak memiliki hak berlebih atas dasar kekerabatan karena semua adalah hambah Allah Swt. Keluarga dekat dari yang terdekat kalipun, tidak boleh mengakibatkan seseorang yang beriman mengorbankan keimanannya demi karena keluarga. Memang akan ada di antara mereka yang tidak setuju dengan seruan dakwah, tetapi hendaklah tegar menghadapi mereka dan berpegang teguh pada petunjuk Allah Swt. Perintah melakukan dakwah kepada obyek dakwah (mad’u) yaitu keluarga sanak kerabat terdekat (extended family). Keluarga kerabat inilah yang harus menjadi perhatian utama dalam berdakwah agar keimanan dan keislaman mereka terjaga sesuai tuntunan Allah Swt. Jadi, kita bisa melakukan dakwah di lingkungan keluarga dengan cara mengajak kebaikan dan mendidik untuk berbuat baik menurut tuntunan Islam. Orang tua mendidik anak-anaknya untuk melaksanakan shalat dengan tertib dan baik, mengajarkan perilaku baik dalam kehidupan seharihari di rumah menurut Islam. Itu semua merupakan bagian dari kegiatan dakwah. Begitu juga bagi anak tertua atau yang usianya lebih dewasa mengajarkan kepada adik-adiknya untuk melakukan kebaikan sesuai ajaran Islam, itu juga bagian dari kegiatan dakwah. Termasuk juga siswa berdakwah di lingkungan sekolah kepada teman-temanya agar berbuat baik kepada guru, tertib ibadahnya dan lainnya. Selain itu, sangat ditekankan agar da’i (pelaku dakwah) memiliki sikap yang penuh rendah hati dan penuh perhatian kepada orang-orang mukmin yang mengikuti seruan dakwahnya. Hal ini dimaksudkan agar mereka tetap setia berada dalam jalan kebaikan dan tidak menjauhi dakwahnya. Ayat ini menyadarkan dan menguatkan kepada juru dakwah bahwa tidak semua orang mau mengikuti seruhan dakwah yang dilakukan. Jika ada orang yang mengingkari seruan dakwah, maka sang juru dakwah sudah terlepas tanggungjawabnya. Tugas pendakwah adalah menyampaikan ajaran Islam, sedangkan yang memberi hidayah (petunjuk) orang yang didakwahi itu mau menerima atau mengikuti seruhan, itu sudah menjadi hak Allah Swt. Karena itu, seorang dai tidak boleh membenci apalagi merasa sakit hati kepada orang yang tidak mau mengikutinya. Karena itulah, ayat ini memerintahkan untuk bertawakkal dan menyerahkan urusan itu kepada Allah Swt adalah untuk menguatkan hati optimisme da’i bahwa Allah Maha Perkasa. Betapapun keras hati kaum/masyarakat (mad’u) menentang seruan dakwah, namun kehendak Allah Swt tidaklah akan dapat mereka tentang. Jerih paya da’i dalam menyampaikan dakwah itu tidaklah akan dibiarkan Allah Swt hilang dengan percuma saja.