Jelaskan apakah belajar itu sama dengan bersekolah??​

Posted on

Jelaskan apakah belajar itu sama dengan bersekolah??​

Jawaban:

Selama ini kita menganggap bahwa sekolah dan belajar adalah sama karena disekolah kita belajar. Kalau sedemikian halnya maka semestinya setiap orang yang sudah lulus dari sekolah seharusnya memiliki kemampuan yang sama baik hardskill maupun softskill. Namun kita seringkali dihadapkan pada kenyataan bahwa meskipun nilainya hampir sama namun kemampuan para lulusan ini tidaklah sama. Ternyata ada perbedaan antara sekolah dengan belajar.

Berdasarkan hasil diskusi selama mengikuti pelatihan konsultan untuk SEQIP di Tretes Jawa Timur akhirnya ditemukan benang merah perbedaan antara sekolah dengan belajar. Perbedaan inilah yang menyebabkan lulusan kita memiliki perbedaan dalam hal kompetensi dan semakin nampak ketika mereka berebut untuk mendapatkan sekolah yang lebih tinggi maupun dalam bersaing mendapatkan pekerjaan. Perbedaan mendasar antara sekolah dengan belajar pertama ada pada keteraturannya. Sekolah memiliki keteraturan yang lebih tinggi dibanding belajar. Misalnya, tempat sudah tertentu, guru sudah tertentu, waktu sudah tertentu, topik yang dipelajaripun juga sudah tertentu. Berbeda dengan belajar dimana masalah tempat bisa dimana saja, guru bisa dengan siapa saja, waktu bisa kapan saja, topik yang dipelajari bisa apa saja. Jadi sekolah terikat oleh tempat, guru, waktu, topik yang sudah tertentu, sedangkan belajar tidak ada batas ruang dan waktu. Benang merah yang kedua adalah hasil, sekolah ditunjukkan dengan naik atau tidak naik, lulus atau tidak lulus sedangkan belajar  pada adanya perubahan pola pikir dan perilaku yang sifatnya permanen. Jadi dengan sangat mudah kita menilai siswa kita masih sekedar sekolah atau sudah belajar di sekolah dengan melihat hasil yang dicapai.

Melihat hal tersebut, kita perlu melakukan perubahan-perubahan dalam penyelenggaraan sekolah agar para siswa kita bisa belajar di sekolah. Sekolah tidak hanya menjalankan target kurikulum namun lebih pada pembentukan pola pikir dan perilaku agar siswa kita menjadi insan yang cerdas dan berperilaku baik. Evaluasi untuk menilai keberhasilan sekolah perlu ditambah dengan melihat pola pikir dan perilaku lulusannya. Apabila pola pikir dan perilaku lulusan kita baik maka bisa dipastikan mereka telah melewati proses belajar di sekolah. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk membuat sekolah kita menjadi tempat belajar yang baik, antara lain:

1. Sekalah harus menjadi tempat yang menyenangkan bagi siswa untuk belajar. Pengertian menyenangkan disini tidak terbatas pada tawa mereka namun tidak ada perasaan tertekan dari siswa selama mengikuti pelajaran di sekolah. Ciri suasana pelajaran yang menyenangkan adalah para siswa merasa merdeka dalam menyampaikan pendapat dan menyampaikan pemikirannya.

2. Guru perlu melengkapi diri dengan softskill mengajar yang baik (kompeten) tidak sekedar berkualifikasi S1, S2 atau S3 namun yang utama justru bisa mengajari anak kita untuk menjadi insan yang cerdas yang inovatif dan kreatif  dan berperilaku baik. Siswa harus dilibatkan dalam proses sebanyak mungkin, sehingga mereka terasah baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotornya. Hal paling mendasar dalam pembentukan anak yang cerdas adalah melatih mereka dengan melakukan pengamatan untuk kemudian dimintai pendapat tentang apa yang sudah diamatinya. 

3. Guru harus bisa menjadi contoh yang baik bagi siswa dalam hal apa saja. Para siswa akan meniru apapun yang dilakukan guru selama proses belajar berlangsung

4. Kualitas hasil belajar yang baik tidak dilihat dari kedalaman materi yang dipelajari namun lebih pada kesempatan bagi siswa untuk mengendapkan konsep yang dipelajari kemudian melakukan rekonstruksi dan belajar menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi siswa bukan seperti ember kosong yang siap dimasuki semua pengetahuan yang dimiliki guru. Peran guru lebh banyak pada membantu mereka mempelajari konsep dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari

5. Sekolah memfasilitasi siswa untuk bisa belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing, sehingga istilah siswa bodoh adalah tidak ada, yang ada adalah siswa belajar dengan kecepatan yang berbeda satu dengan yang lain.

Daya serap siswa dalam menerima pelajaran dapat diprediksi dari cara belajarnya. Tabel di bawah ini bisa dijadikan acuan untuk bahan evaluasi.

Belajar untuk menuntut ilmu

Bersekolah tempat untuk mencari ilmu sambil belajar