jelaskan bagaimana peranan sriwijaya dan majapahhit dalam proses integrasi antar pulau pada masa hindu-budha?

Posted on

jelaskan bagaimana peranan sriwijaya dan majapahhit dalam proses integrasi antar pulau pada masa hindu-budha?

Pada zaman Hindu dan Budha, pelayaran dan perdagangan Nusantara
sudah mulai ramai dirintis oleh kerajaan Sriwijaya. Sriwijaya adalah
kerajaan maritim, pelayaran antarpulau merupakan kegiatan ekonomi
terpenting. Pada zaman kerajaan ini, terdapat pelabuhan-pelabuhan
penting, seperti, Palembang, Kampar, Indragiri, Sunda Kelapa dan
lain-lain.
Melalui pelabuhan-pelabuhan tersebut, terjadi hubungan
pelayaran dan perdagangan. Pada zaman Majapahit, hubungan antarpulau
lebih ramai lagi terutama setelah Gajah Mada mengeluarkan konsepsi
Nusantara melalui Sumpah Palapanya. Untuk mengaplikasikan penyatuan
Nusantara tersebut tentu diperlukan adanya ekspedisi dari pusat kerajaan
Majapahit ke pusat pemerintahan lokal yang ingin disatukannya.
Sebaliknya,
dari kerajaan-kerajaan kecil Nusantara yang telah ditaklukkan dikirim
upeti ke pusat kerajaan Majapahit yang juga dilakukan melalui jalan
laut. Dengan demikian, melalui kegiatan politik dan perdagangan pada
zaman kerajaan Hindu-Budha, terjadilah hubungan antarpulau dan
antarpenduduk di wilayah Nusantara.
Dengan masuknya pengaruh Islam,
maka pelayaran dan perdagangan Nusantara mengalami kejayaan. Pada zaman
ini, terjadi hubungan antara penghasil barang dagangan dengan
pusat-pusat penjualan barang dagangan. Kota-kota pelabuhan Nusantara
menjadi pusat pertemuan pedagang yang datang dari berbagai pulau dan
memiliki latar belakang budaya berbeda-beda.
Pedagang Islam di
kawasan Nusantara bagian barat bukan hanya berdagang di
pelabuhan-pelabuhan Nusantara sebelah barat melainkan juga ke timur.
Demikian juga sebaliknya, para pedagang dari Ambon, Ternate, Tidore dan
Makasar, Banjarmasin, dan lain-lain berlayar dan berdagang di
pelabuhan-pelabuhan Nusantara barat seperti Pasai, Malaka, Banten, Sunda
Kelapa, Gresik, dan lain-lain. Para pedagang Jawa yang berdagang di
Banten memperoleh barang dagangan berupa rempah-rempah dari Maluku.
Demikian juga para pedagang dari Ternate, Tidore, dan Makasar mengangkut
beras dari Jawa dan menjualnya di pelabuhan-pelabuhan Nusantara Timur.