Jelaskan kehidupan masyarakat kerajaan buleleng dan dinasti warma dewa ?

Posted on

Jelaskan kehidupan masyarakat kerajaan buleleng dan dinasti warma dewa ?

Warma Dewa :

Pada saat
berikutnya, kerajaan Sriwijaya berekspansi menguasai pantai utara Jawa dan
Bali, mendirikan wangsa Sailendra di Jawa Tengah dan kerajaan Singhadwara di
Bali. Jadi leluhur raja-raja dinasti Warmadewa diyakini berasal dari India,
sehingga berdasarkan berita dari It-Sing,pada tahun 695 M, adat tradisi di
semua negara tadi hampir serupa, karena mereka menganut agama dan kebudayaan
yang hampir sama berasal dari India. Mengapa mereka yaitu kaum Shaka, Pallawa
dan Yawana menyebar meninggalkan India? Ini disebabkan pada awal tarikh masehi
kaum Kushan ( Mongol) mendesak mereka ke India bagian selatan(wilayah
Tondaimandalam,sebelah barat Madeas), dimana para pewaris mereka mendirikan
kerajaan Pallawa. Kemudian pada abad ke-4, Samudra Gupta(335-375) menaklukkan
kerajaan Pallawa, yang mana penaklukkan ini menyebabkan banyak vassal raja
Pallawa pergi meninggalkan India menuju Funan , Kutai, Sumatra dan Jawa.




Sejak itu,
kawasan Asia Tenggara menjadi wilayah kekuasaan dinasti Warmadewa. Dinasti
Warmadewa dilihat dari asal usulnya merupakan campuran dari bangsa
Yunani(Yawana), Persia(Pallawa) dan Shaka. Konon , berdasarkan Sejarah Melayu
karya Tun Sri Lanang tahun 1612, dinasti Warmadewa merupakan keturunan dari
Raja Makedonia-Yunani, Alexander Yang Agung(Iskandar Zulkarnaen) yang pernah
menguasai India pada abad IV SM. Kemudian diceritakan, ada keturunan Beliau
datang ke Sumatera dan menjadi cikal bakal dinasti Warmadewa bermula di Bukit
Siguntang ,Palembang. Beliau adalah Paduka Sri Tri Bhuana yang menjadi pangkal
empat jurai rajakula di Asia Tenggara, yaitu Palembang(Sriwijaya), Majapahit,
Semenanjung Malayu dan Minangkabau8. Menarik juga untuk dicermati, kata Alexander
mempunyai arti pria yang melindungi atau pria yang dilindungi, makna yang sama
dengan kata Warmadewa.
Buleleng :

Buleleng adalah nama puri yang dibangun Panji Sakti di tengah tegalan jagung gembal yang juga disebut juga buleleng. Letaknya tidak jauh dari sungai yang disebut juga tukad Buleleng. Purinya disebut Puri Buleleng. Puri
yang yang lebih tua, terletak di desa Sangket yang dinamai puri
Sukasada. Ki Gusti Panji sakti diperkirakan wafat tahun 1699 dengan
meninggalkan banyak keturunan.

Namun sayang putra-putra Ki Gusti Panji Sakti mempunyai pikiran yang
berbeda satu sama lain sehingga kerajaan Buleleng menjadi lemah.
Kerajaan Buleleng terpecah belah. Akhirnya dikuasai kerajaan Mengwi,
termasuk Blambangan. Lepas dari genggaman Mengwi kemudian tahun 1783
jatuh ke tangan kerajaan Karangasem. Sejak itu terjadi beberapa kali
pergantian raja asal Karangasem. Salah seorang raja asal Karangasem
yaitu I Gusti Gde Karang bertakhta sebagai raja Buleleng tahun
1806-1818. Sebagai raja Buleleng beliau juga menguasai kerajaan
Karangasem dan Jembrana. Beliau dikenal berwatak keras dan curiga kepada
bangsa asing. Memang pada jaman itu bangsa asing seperti Belanda dan
Inggris ingin menguasai Bali melalui Buleleng dan Jembrana.