Jelaskan latar belakang pemberontakan DI TII dan RMS di Indonesia
Latar belakang pemberontakan DI/TII
Alasan yang menjadi latar dari gerakan DI/TII Aceh adalah kekecewaan para tokoh pimpinan masyarakat di Aceh atas dileburnya provinsi Aceh ke dalam provinsi Sumatera Utara yang beribukota di Medan. Peleburan provinsi itu seakan mengabaikan jasa baik masyarakat Aceh ketika perjuangan mempertahankan kedaulatan Negara Republik Indonesia dimasa revolusi fisik kemerdekaan Indonesia (1945-1950).
Kekhawatiran kembalinya kekuasaan para ulee balang yang sejak lama telah menjadi pemimpin formal pada lingkup adat dan politik di Aceh. Keinginan dari masyarakat Aceh untuk menetapkan hukum syariah dalam kehidupan mereka.
Sejarawan berkebangsaan Belanda, Cornelis Van Dijk, menyebutkan, kekecewaan Daud Beureueh terhadap Jakarta semakin berat dengan beredarnya rumor tentang sebuah dokumen rahasia dari Jakarta. Dokumen itu disebut-sebut dikirim oleh Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo yang isinya berupa perintah pembunuhan terhadap 300 tokoh masyarakat Aceh. Rumor ini disebut sebagai les hitam. Perintah tersebut dikabarkan diambil oleh Jakarta berdasarkan kecurigaan dan laporan bahwa Aceh sedang bersiap untuk sebuah pemberontakan guna memisahkan diri dari negara Indonesia.
Latar belakang pemberontakan RMS
Pemberontakan ini dilakukan oleh Andi Azis, Westerling, dan juga Soumokil, mereka adalah orang-orang yang tidak puas terhadap pembetukan dari pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) yang kemudian mereka mengharap untuk kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kemudian, pemberontakan yang dilakukan oleh mereka terdapat unsur Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) yang dimana dalam pembentukannya status yang dimiliki oleh tentara KNIL menjadi tidak valid ketika berakhir Konferensi Meja Bundar (KMB). Tetapi terdapat sebuah keberhasilan yang dilakukan oleh anggota dari APRIS yang dimana mereka mampu membuat masyarakat untuk membangkitkan semangatnya lagi guna untuk kembali keadalam pangkuan dari NKRI. Tetapi, didalam masa perjuangannya guna untuk kembali mempersatukan masyarakat Indonesia kembali kedalam NKRI yang dimana terdapat banyak teror dan juga intimadasi yang diberikan kepada masayrakat. Kemudian, para pejabat dan biokrat yang berasal dari daerah kemudian melakukan provokasi terhadap masyarakat di daerah Ambon dimana mereka mengatakan apabila penggabungan wilayah dari daerah Ambon masuk ke dalam NKRI maka hal tersebut akan membawa lebih banyak bahaya yang akan datang di kemudian hari sehingga masyarakaat dihimbau untuk waspada.
Kemudian, pada tanggal 20 April 1950, kemudian terdapat sebuah mosi guna untuk tidak percaya terhadap parlemen Negara Indonesia Timur (NIT) dimana mereka mendorong kabinet NIT untuk dibubarkan dan kembali bergabung dengan NKRI. Pada kegagalan pemberontakan tersebut menyebabkan Negara Indonesia Timur bubar.
Sumber :
– https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberontakan_DI/TII_di_Aceh