Jelaskan mengenai perlawanan Sultan Hasanudin di goa
Sejarah Perjuangan Sultan Hasanudin Mengusir Penjajah Belanda Sultan Hasanudin lahir di Makasar tahun 1631. Ia putra Sultan Malikussaid, seorang raja Goa. Masa remajanya ia lewatkan sebagai seorang utusan kerajaan. Pengalaman Sultan Hasanudin cukup luas. Sultan Hasanudin kemudian diangkat menjadi panglima perang.Sultan Hasanudin menjadi raja menggantikan ayahnya yang meninggal dunia. Waktu itu hubungan dengan VOC cukup renggang akibat penerapan monopoli oleh VIC, VOC menerapkan monopoli terhadap pedagang rempah-rempah. Penerapan monopoli oleh VOC sangat merugikan rakyat Goa. Sultan Hasanudin menentang keras penerapan monpoli.
Peperangan antara Sultan Hasanudin dan VOC tak dapat dielakkan. VOC mengerahkan angkatan perangnya yang diberangkatkan dari Batavia dengan kekuatan 21 kapal perang dan 1000 tentara yang dipimpin Cornelis Speelman. Pihak Belanda berhasil menghasut kerajaan kecil di sekitar Goa untuk mendukungnya. Kekuatan pasukan Sultan Hasanudin menjadi lemah. Sultan Hasanudin akhirnya berunding dengan pihak Belanda.
Pada tanggal 18 November 1667 disepakati suatu perjanjian perdamaian. Perjanjian itu disebut “Perdamaian Bongaya”. Isi perjanjian tersebut sangatlah merugikan kerajaan Goa. Sultan Hasanudin kemudian melakukan perlawanan kembali. Korban berjatuhan di pihak Belanda. Belanda meminta Sultan Hasanudin untuk berunding kembali. Ajakan Belanda ditolak Sultan Hasanudin.
Tanggal 12 Juni 1669 Belanda menaklukan benteng terkuat Goa yakni Somba Opu. Kekuatan armada perangSultan Hasanudinmenjadi lemah. Sultan Hasanudin mengundurkan diri dari tahta Kerajaan. Sultan Hasanudin digantikan putranya, Sultan Amir Hmazah. Tanggal 12 Juni 1670 Sultan Hasanudin meninggal dunia.
Pihak Belanda mengagumi keperkasaan, keberanian, dan ketegasanSultan Hasanudin. Belanda menjulukinya “Ayam Jantan Dari Timur”. Untuk menghargai jasa-jasanya pemerintah Republik Indonesia menentapkan Sultan Hasanudin sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 6 November 1973.