Jelaskan penyebab terjadinya perlawanan rakyat ternate terhadap portugis.
Pasca pembunuhan Sultan Khairun, Sultan Baabullah menuntut penyerahan
Lopez de Mesquita untuk diadili. Benteng – benteng Portugis di Ternate
yakni Tolucco, Santo Lucia dan Santo Pedro jatuh dalam waktu singkat
hanya menyisakan Benteng Sao Paulo kediaman De Mesquita. Atas perintah
Baabullah pasukan Ternate mengepung benteng Sao Paulo dan memutuskan
hubungannya dengan dunia luar, suplai makanan dibatasi hanya sekedar
agar penghuni benteng bisa bertahan. Sultan Baabullah bisa saja
menguasai benteng itu dengan kekerasan namun ia tak tega karena cukup
banyak rakyat Ternate yang telah menikah dengan orang Portugis dan
mereka tinggal dalam benteng bersama keluarganya. Karena tertekan
Portugis terpaksa memecat Lopez de Mesquita dan menggantinya dengan
Alvaro de Ataide namun langkah ini tidak berhasil meluluhkan Baabullah.
Meskipun bersikap “lunak” terhadap Portugis di Sao Paulo, Sultan
Baabullah tidak melupakan sumpahnya, ia mencabut segala fasilitas yang
diberikan sultan Khairun kepada Portugis terutama menyangkut misi
Jesuit. Ia mengobarkan perang Soya – Soya (perang pembebasan negeri),
kedudukan Portugis di berbagai tempat digempur habis – habisan, tahun
1571 pasukan Ternate berkekuatan 30 juanga yang memuat 3000 serdadu
dibawah pimpinan Kapita Kalakinka (Kalakinda) menyerbu Ambon dan
berhasil mendudukinya. Pasukan Portugis dibawah kapten Sancho de
Vasconcellos yang dibantu pribumi kristen berhasil memukul mundur
pasukan Ternate di pulau Buru untuk sementara namun segera jatuh setelah
Ternate memperbaharui serangannya kembali dibawah pimpinan Kapita
Rubuhongi.
Tahun 1575 seluruh kekuasaan Portugis di Maluku telah jatuh dan
suku-suku atau kerajaan pribumi yang mendukung mereka telah berhasil
ditundukkan hanya tersisa benteng Sao Paulo yang masih dalam
pengepungan. Selama lima tahun orang-orang Portugis dan keluarganya
hidup menderita dalam benteng, terputus dari dunia luar sebagai balasan
atas penghianatan mereka. Sultan Baabullah akhirnya memberi ultimatum
agar mereka meninggalkan Ternate dalam waktu 24 jam. Mereka yang telah
beristrikan pribumi Ternate diperbolehkan tetap tinggal dengan syarat
menjadi kawula kerajaan. Kemenangan rakyat Ternate ini merupakan
kemenangan pertama putera-putera Nusantara atas kekuatan barat dan oleh
Buya Hamka kemenangan rakyat Ternate ini dipuji sangat penting karena
menunda penjajahan barat atas nusantara selama 100 tahun.
Demikianlah, tanggal 15 Juli 1575, orang Portugis pergi secara
memalukan dari Ternate, tak satupun yang disakiti. Mereka kemudian
diperbolehkan menetap di Ambon hingga 1576, setelah itu sebagian dari
mereka pergi ke Malaka dan sebagian lagi ke Timor dimana mereka
menancapkan kekuasaan mereka hingga 400 tahun kemudian.
Penderitaan dan kesengsaraan rakyat, campur tangan portugis dalam semua bidang