Jelaskan perbedaan objek kajian sejarah sebagai ilmu dgn ilmu sosial lainnya
Sejarah mempunyai kedudukan unik di dalam rumpun ilmu-ilmu
sosial. Meskipun sejarah termasuk sebagai salah satu dari ilmu-ilmu sosial,
namun antara sejarah dan ilmu-ilmu sosial lainya itu masih dapat dibedakan.
Berikut pokok perbedaan objek kajian sejarah dan ilmu sosial lainnya:
Sejarah
Mas lampau (past)
Temporal-spasial
Diakronik
Ideografik
Partikularistik
Terjadi sekali
Tidak teratur
Tidak dapat dieksperimen dan diuji ulang
Tidak untuk meramal
Ilmu sosial:
Masa kini (present)
Atemporal-aspasial
Sinkronik
Nomotetik
Generalistik
Terjadi berulang-ulang (repetition)
Beraturan (regular)
Dapat dilakukan eksperimen dan diuji ulang
Dapat untuk meramal/ prediksi
Kajian sejarah terikat pada waktu (temporal),
terutama pada kelampauan (past). Faktor utama ini yang amat membedakan
sejarah dengan ilmu-ilmu sosial lain sehingga sering dikatakan bahwa sejarah
adalah kajian yang berkiatan dengan manusia (individu dan masyarakat) pada masa
lalu, sedangkan ilmu-ilmu sosial adalah kajian tentang manusia pada masa
sekarang. Tidak jarang kajian dari ilmu-ilmu sosial itu digunakan untuk kepentingan
masa yang akan datang, atau untuk meramalkan (memprediksi)
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada masa-masa yang akan datang.
Tetapi perlu ditegaskan disini bahwa dalam kajian masa lalu dari sejarah itu
terkandung didalamnya pengertian proses dan perspektif sejarah, artinya bukan
masa lalu untuk kepentingan masa lalu, melainkan masa lalu sebagai titik tolak
untuk masa sekarang dan selanjutnya. Karena pengertian yang implisit ini
seringkali sejarah dianggap dapat juga digunakan untuk memprediksi masa yang
akan datang meskipun para praktisi sejarah sendiri tidak begitu peduli atau
paling tidak hanya menunjukkan.
Selanjutnya antara sejarah dan ilmu-ilmu
sosial lain berbeda dalam pendekatan atau perspektif. Jika sejarah menggunakan
perspektif diakronik, maka ilmu-ilmu sosial menggunakan perspektif sinkronik.
Kajian sejarah meskipun tidak identik dengan kronik, tetapi kaitan kronologis
(dalam urutan atau konteks waktu) dari kejadian-kejadian sangat penting
sehingga seperti garis vertikal. Untuk fenomena sejarah yang hendak ditandai
secara utuh diperlukan suatu pendekatan yang diakronik. Sebaliknya ilmu-ilmu
sosial mencoba melihat fenomena peristiwa-peristiwa yang hampir sama pada
temat-tempat yang berbeda atau pada waktu yang berbeda-beda sehingga
kelihatanya sebagai garis mendatar atau horizontal. Dengan analisis, pendekatan
sinkronik dapat mengungkapkan hubungan dan saling ketergantungan fungsi
unsur-unsur sehingga fenomena sebagai suatu kesatuan dapat ditandai dengan
tepat.