Jelaskan proses pembuatan kerajinan tangan menggunkan kulit hewan
Pembelian kulit
Kulit yang digunakan untuk membuat wayang kulit terdiri dari
beberapa macam, yaitu kulit mentah dan kulit split. Kulit mentah
adalah kulit yang langsung digunakan untuk proses pembuatan
wayang kulit tanpa melalui proses kimiawi. Sedangkan kulit split
adalah kulit yang sudah melalui proses kimiawi di pabrik. Kulit
yang digunakan untuk membuat wayang kulit biasanya berasal
dari kulit kerbau, sapi, dan kambing. Sebagian besar kulit
diperoleh dari daerah Magetan (Jawa Timur), Sukoharjo, Solo,
Segoroyoso (Yogyakarta) dan Magelang.
Pengolahan kulit
Direndam dengan air selama satu hari sampai lunak. Kemudian
direntangkan atau dipentangkan dengan menggunakan tali dan
pigura kayu yang kuat. Selanjutnya kulit tersebut dijemur di
bawah terik matahari sampai benar-benar kering. Kulit yang
sudah kering segera ditipiskan dengan cara dikerok. Bagian yang
dikerok adalah bagian rambut (bagian luar) dan sisa-sisa daging
yang masih melekat (bagian dalam). Kulit dikerok dengan
menggunakan pisau atau pethel sedikit demi sedikit secara hati-
hati. Kulit bagian dalam dikerok terlebih dahulu dan lebih banyak
dikurangi agar diperoleh kulit yang berkualitas. Setelah itu, baru
dilanjutkan pengerokan kulit bagian luar. Pengerokan kulit bagian
luar hanya sedikit saja karena bila dilakukan pengurangan terlalu
banyak maka kulit yang dihasilkan akan menjadi mudah patah bila
dilipat. Bila perlu, pada bagian ini hanya dihilangkan rambut-
rambutnya saja dan dibersihkan dengan air. Terdapat beberapa
metode yang digunakan untuk mempermudah pengerokan rambut
pada kulit, seperti merendam kulit dengan air mendidih, dan
dengan menggunakan air kapur sebelum dipentangkan. Torehan
pisau pada proses pengerokan hanya dilakukan satu arah dari atas
ke bawah. Setelah kulit ditipiskan, sisa-sisa kerokan dibersihkan
dengan air dan bagian yang dikerok dihaluskan dengan amplas.
Selanjutnya, dijemur di panas sinar matahari lagi hingga kering
secara merata.
3. Proses tatah kulit.
Putihan tersebut diwarnai dengan menggunakan pewarna sintetis,
yaitu cat Sandy Colour , dan menggunakan perekat rakol (lem
Fox ). Setelah selesai dicat dan disempurnakan, wayang kulit
diberi penyangga dengan menggunakan tanduk kerbau atau
bambu.