Jelaskan Teknik Encoding 4B/5B untuk Ethernet 100BASE-TX!
Jawaban:
kita telah mempelajari bahwa dalam proses transmisi data selalu dikonversi
menjadi sinyal terlebih dahulu. Data tersebut bisa berbentuk data analog dan data digital.
Sinyal juga dapat berupa sinyal analog dan sinyal digital. Transmisi baseband adalah
representasi data analog atau data digital menjadi sinyal digital pada proses transmisi.
Sedangkan transmisi passband (akan dibahas dalam Bab 6) adalah representasi data
analog atau data digital menjadi sinyal analog pada proses transmisi. Transmisi passband
ditandai dengan pergeseran frekuensi dari frekuensi data yang umumnya rendah menjadi
frekuensi sinyal yang tinggi sesuai dengan frekuensi gelombang pembawa (carrier
frequency).
Terdapat tiga macam cara untuk melakukan proses konversi dari data
digital menjadi sinyal digital, yaitu line coding, block coding dan scrambling.
Kecepatan pengiriman sinyal diwakili oleh beberapa istilah, antara lain: baud rate,
modulation rate atau pulse rate. Dalam buku ini kita akan menggunakan istilah baud rate
dengan satuan baud untuk menyatakan kecepatan pengiriman sinyal digital. Secara logis
kita tahu bahwa dalam komunikasi data diharapkan agar kecepatan data dapat dicapai
setinggi-tingginya sedangkan kecepatan pengiriman sinyal dapat dicapai serendah-
rendahnya.
Kecepatan data tinggi dalam proses transmisi berarti bahwa sejumlah besar data dapat
dikirimkan dalam satu satuan waktu. Karena itu semakin tinggi data rate berarti semakin
besar jumlah data yang dapat dikirimkan dalam satu satuan waktu. Sedangkan kecepatan
pengiriman sinyal diharapkan menjadi rendah karena berkaitan dengan bandwidth dari
sinyal. Semakin rendah baud rate, berarti semakin kecil pula jumlah bandwidth yang
dibutuhkan untuk mentransmisikan sinyal.
Hubungan antara kecepatan sinyal dan kecepatan data dinyatakan dalam persamaan 5.1. S = k × ×
1 (5.1)
Simbol S merepresentasikan kecepatan sinyal (signal rate) rata-rata dalam satuan baud, k
adalah konstanta yang dapat berubah-ubah tergantung pada jenis modulasi yang digunakan, m adalah jumlah elemen data yang dapat dibawa oleh setiap elemen sinyal
(waveform), dan R adalah kecepatan data (data rate). Untuk pengkodean data digital
menjadi sinyal digitial, nilai rata-rata dari k adalah ½.
Dalam komunikasi data diharapkan agar
kecepatan data dapat dicapai setinggi-tingginya sedangkan
kecepatan pengiriman sinyal dapat dicapai serendah-rendahnya.
Dalam persamaan 5.1, terdapat variabel m yang belum mendapatkan penjelasan
gamblang. Kasus paling sederhana adalah apabila kita mengirimkan 1 bit data dimana
setiap 1 bit data tersebut diwakili oleh 1 buah sinyal digital. Nilai konstanta m untuk kasus
semacam ini adalah 1. Tetapi hal semacam ini tidak efisien ditinjau dari sisi pemakaian
bandwidth dari sinyal. Agar tujuan komunikasi data untuk memaksimalkan jumlah data
yang dapat dibawa oleh sebuah sinyal dapat dicapai, sebagai contoh kita dapat membuat
nilai m menjadi 2. Sebagai contoh, pada komunikasi serial yang digunakan oleh komputer,
apabila jenis komunikasi serial sinkron digunakan maka setiap beberapa byte selalu
disisipkan bit-bit sinkronisasi untuk memberikan kesempatan bagi terminal penerima
melakukan sinkronisasi waktu dengan terminal pengirim.
padahal frekuensi nol tidak dapat dilewatkan melalui saluran komunikasi. Sebagai
contoh saluran-saluran telepon kabel tidak dapat melewatkan sinyal dengan frekuensi di
bawah 200 Hz. Ketiga, tegangan konstan juga dapat menyebabkan pergeseran daya rata-
rata dari sinyal. Padahal proses deteksi pada sisi penerima sangat mendasarkan pada
perhitungan daya rata-rata dari sinyal. Pergeseran daya rata-rata sinyal seperti ini
seringkali disebut dengan istilah baseline wandering.
Faktor-faktor lain yang harus dimiliki oleh sinyal digital adalah: memiliki kemampuan
untuk mendeteksi kesalahan dalam proses transmisi, memiliki ketahanan terhadap
gangguan-gangguan transmisi seperti derau dan interferensi, memiliki kompleksitas
rendah pada saat diimplementasikan.
Unsur-unsur dalam transmisi sinyal digital: sinkronisasi, bandwidth,
struktur deretan bit, kemampuan mendeteksi kesalahan, ketahanan
terhadap gangguan, kompleksitas rendah.
Setelah membicarakan kriteria dan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengkodean,
sekarang mari kita bicarakan jenis-jenis pengkodean sinyal digital seperti telah disebutkan
pada bagian awal dari bab ini satu-persatu.
5.1.1. Line Coding
Pada line coding selalu diasumsikan bahwa data yang berupa teks, gambar, suara,
video telah tersimpan dalam memori komputer sebagai deretan bit. Line coding
akan mengkonversi deretan bit tersebut menjadi sinyal digital untuk
ditransmisikan. Pada sisi penerima, harus dilakukan proses sebaliknya yaitu
konversi dari sinyal digital menjadi data digital.