Jelaskan watak atau karkater masing masibg tokoh pada cerpen pohon keramat (dengan bukti kutipan dalam cerpen)
Jawaban:
Dalam dunia sastra Indonesia, kita mengenal istilah karakter dan tokoh. Tokoh muncul dalam karya sastra, menjadi bagian dari karya sastra itu sendiri. Sementara istilah karakter merujuk pada sifat yang dilekatkan pada setiap tokoh. Secara sederhana, tokoh pada cerita dapat dibedakan menjadi dua jenis: protagonis dan antagonis. Protagonis merupakan tokoh dengan karakter baik. Sebaliknya, antagonis merupakan tokoh dengan karakter buruk.
Pada kesempatan ini, soal meminta kita mencari karakter dari tokoh yang terdapat pada cerpen "Pohon Keramat" serta menyertakan kutipan cerpen yang mendukung karakter tersebut.
Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan kali ini.
Tokoh dan karakter
1. Pak Camat
Karakter: Mendukung pembangunan di desa Kalidoso
Kutipan: Rencana itu pun terdengar oleh Parto dan pengikut-pengikutnya. Mereka pun marah, namun sulit menolak gagasan pembangunan yang telah disetujui oleh Pak Lurah dan Pak Camat.
2. Pak Lurah
Karakter: Mendukung pembangunan di desa Kalidoso
Kutipan: Rencana itu pun terdengar oleh Parto dan pengikut-pengikutnya. Mereka pun marah, namun sulit menolak gagasan pembangunan yang telah disetujui oleh Pak Lurah dan Pak Camat.
3. Pak Parto
Karakter: Mudah percaya pada takhayul
Kutipan cerpen: Mungkin untuk memberi sugesti kepada langganan pijatnya, ia selalu memberikan sebotol kecil air yang diambil dari mata air itu setelah diberi mantra olehnya. Inilah yang menyebabkan maka Parto akhirnya disebut sebagai dukun, dan ia tidak keberatan dengan sebutan magis itu. Tentu saja dengan mengatakan bahwa air dari mata air itu berkhasiat tinggi, bukan sembarang air.
4. Kyai Fauzan
Karakter: tidak percaya pada takhayul, peduli pada kondisi masyarakat
Kutipan cerpen: “Itu syrik. Dan syrik adalah dosa yang paling besar di hadapan Allah,” kata Kyai Fauzan Saleh.
5. Pak Thohir
Karakter: tidak bertanggung jawab atas hasil kerjanya
Kutipan cerpen: “Lho kok malah saya yang dituduh korupsi. Tanya saja pada pak insinyur, apakah ia mengurangi jatah semennya?” Tapi insinyur yang dimaksud tinggal di kota sehingga pertanyaan itu dijawab sendiri oleh pemborong Thohir seolah-olah mewakili insinyur dimaksud.
6. Masyarakat desa Kalidoso
Karakter: mudah percaya pada takhayul
Kutipan cerpen: Parto berkata kepada para pengikutnya, “Pohon kita itu adalah pohon keramat yang memberi berkah kepada penduduk desa. Jika pohon itu ditebang, maka Sing mBau Rekso akan marah besar,” kata Parto keras sebagai seorang yang dianggap suci karena pertapaannya dan perannya sebagai dukun yang terkenal sampai ke desa-desa lain itu.
7. Masyarakat luar desa Kalidoso
Karakter: geram jika masyarakat percaya takhayul
Kutipan cerpen: Kaum santri Solo yang telah maju menyebut penduduk desa itu sebagai mengidap penyakit TBC, singkatan dari takhayul, bidah, dan churafat.
8. Pemerintah Orde Baru
Karakter: enggan melakukan pembangunan jika masyarakat tidak berpihak pada partai yang berkuasa.
Kutipan cerpen: “Di sini ’kan belum ada puskesmas pak Kyai. Tak mungkin desa ini mendapat proyek puskesmas sebelum penduduk di sini meninggalkan partai yang tidak berkuasa dan masuk partai yang berkuasa saat ini.”
Penjelasan:
maaf kalau salah
semoga membantu
jadikan jawaban tecerdas ya