Kapan pertama kali nya bali mengikuti POn dalam cabor bola voli?
Jawaban:
SITI NURMAYATI tercatat sebagai salah satu atlet bola tangan berprestasi di Bojonegoro. Satu-satunya atlet putri di Kota Ledre ini sempat lolos seleksi skuad handball Jatim di PON 2020, namun memutuskan mundur.
Maya, panggilan akrabnya sejak kecil gemar berolahraga. Yang ditekuni voli. Ketika cabor handball atau bola tangan diperkenalkan pada 2016, dia langsung kepincut.
Untuk menggelutinya, dia memutuskan mendalami olahraga ini dalam ekstrakurikuler di sekolah. Setelah lumayan mahir, dia pun tercatat sebagai atlet handball Bojonegoro.
Dalam cabor olahraga yang bernaung di
bawah Asosiasi Bola Tangan Indonesia (Abti) itu, Maya berposisi sebagai sayap kanan. Posisi ini cukup krusial dalam tim. ''Itu karena passing, dribling, shoting dan step timing-nya harus tepat,'' ujar dia.
Sebelum menguasai betul posisi tersebut, kata Maya, dia harus mengikuti latihan. Seluruh posisi setempat dimainkan. Biasanya, teknis yang diterapkan one shot one goal.
Selain rutin melahap porsi latihan, kata dia, setiap 2-3 bulan sekali, pelatih mengevaluasi timnya. Kekurangan masing-masing atlet pun disampaikan agar tiap individu mampu memperbaiki diri. Baik skill, fisik, maupun kerja sama tim.
Setelah dua tahun menerjuni, Maya merasa memiliki kecocokan dengan olahraga ini. Posisinya pun spesialis sayap kanan. ''Saya berolahraga handball tidak sekadar hobi, namun mendulang prestasi,'' ujar dia kepada Jawa Pos Radar Bojonegoro.
Dara yang duduk di kelas XII SMA ini telah menoreh prestasi di awal keikutsertaannya dalam kejuaraan. Tepatnya pada kejurda handball 2018 di Surabaya. Kala itu, Maya dan kawan-kawan meraih runner up.
''Meski tak meraih posisi pertama, kita cukup bangga karena lawan yang kita hadapi mayoritas lebih tangguh,'' kata siswi SMAN 1 Sumberrejo itu.
Kejuaraan kedua yang diikuti adalah turnamen Rektor Unesa Handball Championship 3 2018. Pada kejuaraan tersebut, dia meraih juara ketiga.
Torehan Maya mebuktikan bahwa kiprahnya dalam handball cukup memukau. Tentu saja bukan Maya saja yang berjuang, namun seluruh tim handball Bojonegoro. Namun, intinya dia turut menorehkan prestasi dalam dua kejuaraan yang telah diikuti.
Perjalanan Maya dalam mengaruhi olahraga mirip futsal dan basket yang dimainkan kali pertama di Denmark ini
tak selalu mulus. Setelah mengikuti seleksi tim bola tangan Jatim di PON 2020 pada akhir tahun lalu, dia tak mampu melanjutkan. Penyebab utamanya, kedua orang tuanya tidak mengizinkan karena dia tercatat satu-satunya atlet wanita Bojonegoro yang lolos.
''Sebenarnyaorang tua mendukung sekali, tapi mereka takut karena tidak ada atlet perempuan lainnya,'' ucap dia.
Selain faktor tersebut, orang tua Maya mengkhawatirkan pendidikan putri bungsunya itu. Sebab, jika tetap mengikuti puslatda, pelajarannya dikhawatirkan tertinggal.
~Selamat belajar teman-temanku dan semoga bermanfaat~
~Happy learning my friends and hopefully useful~