Karanglah satu cerpen dengan menggunakan alur campuran dengan sudut pandang orang pertama
Jawaban:
Di Sebuah Halte
Seperti biasa, aku selalu menunggu di halte bus ini untuk menunggu bisa yang mengantarku pulang. Meski kini sudah ada kendaraan berbasis daring, aku masih tetap setia menaiki bus kota. Tak ada alasan spesifik mengapa aku masih suka menaiki bus kota. Kenyamanan. Mungkin itu adalah salah satu alasannya.
Seumur hidupku, aku tak pernah sekalipun naik bus kota bersama teman atau keluargaku. Teman-temanku semuanya sebagian sudah punya kendaraan sendiri, meski kendaraan yang mereka punya adalah pemberian orangtua mereka. Keluargaku juga sama. Mereka sudah punya kendaraan pribadi masing-masing. Toh, jika mereka malas naik kendaraan pribadi, mereka biasanya sering menaiki ojek daring.
Meski di halte dan bahkan di bus sesak oleh banyak orang, namun tak pernah sekalipun aku merasa di dalam keramian. Suasana di sekitarku memang bramai. Namun, jauh di sudut hatiku, aku merasa kesepian. Ingin rasanya aku punya teman yang bisa aku ajak bicara, entah di halte atau bahkan di bus.
Di tengah permenunganku, sesosok perempuan duduk di sampingku. Aku ingin seakali menanyainya. Tapi aku takut, takut dikira aku ada niat buruk dengannya. Dan di tengah rasa takut itu, perempuan itu justru berinisiatif mengenalkan dirinya padaku.
Namanya Gita. Dia seumuran denganku. Dia sedang menggu bus yang ternyata sejurusan denganku. Sebuah kebetulan? Ah, entahlah! Selepas perkenalan itu, kami pun berbincang-bincang secara intim. Banyak hal yang kami perbincangkan, mulai dari sekolah kami, hobi, hingga hal-hal yang membuat kami fobia.